GenPI.co - Gubernur Bali I Wayan Koster memastikan menolak kehadiran preman dengan kedok organisasi masyarakat di Pulau Dewata.
“Bentuknya ormas, kelakuannya preman. Ini tak bisa dibiarkan,” kata Koster dikutip dari Antara, Jumat (9/5).
Hal itu dikatakannya di Kabupaten Badung saat peresmian Bale Paruman Adhyaksa dan Bale Restorative Justice pada Kamis (8/5).
“Badung merupakan jantung pariwisata. Kami tidak bisa membiarkan ruang publik dirusak perilaku liar dengan kedok ormas,” tuturnya.
Dalam sepekan terakhir diketahui muncul ormas GRIB Jaya di Bali dengan ketua Yosef Nahak. Mereka juga mengklaim sudah membentuk keanggotaan di Tabanan.
Koster menyampaikan saat ini seharusnya digunakan untuk menguatkan akar budaya, yakni desa adat. Bukan memanfaatkan organisasi meresahkan.
“Siapa saja yang menyalahgunakan nama organisasi dengan membuat resah warga, akan berhadapan dengan adat dan negara. Jangan anggap enteng budaya Bali,” ujarnya.
Politikus PDIP itu mengungkapkan Bali sudah memiliki sistem keamanan terpadu desa adat atau sipandu beradat, yang isinya aparat keamanan serta pecalang.
Karena pecalang yang sudah kuat ini, Bali pun tak butuh ormas yang membawa agenda senyap berkedok ingin menjaga Bali.
Kehadiran Bale Paruman Adhyaksa dan Bale Restorative Justice ini digadang menjadi benteng baru untuk menekan kriminalitas sosial.
“Ini tidak hanya mengenai urusan hukum. Tetapi ini merupakan pertaruhan masa depan Bali,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News