Anak Buah Prabowo: Semoga RRC Tak Marah Kebijakan Kangmas Jokowi

06 Februari 2020 20:31

GenPI.co - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan sementara perdagangan, maupun rute penerbangan Indonesia dengan China, akan berdampak buruk bagi perekonomian dalam negeri.

BACA JUGA: Prabowo dan Puan Bisa Keok Pilpres 2024 Jika Pasangan Ini Maju

Menurut Arief, kebijakan yang diambil sebagai dampak dari penyebaran virus Corona tersebut, bisa menyebabkan tutupnya usaha-usaha yang mengandalkan bahan baku impor dari Negeri Tirai Bambu. 

BACA JUGA: Rusia Gempur Idlib Suriah, Pasukan Amerika dan Inggris Siaga

Hal lain yang terkena imbas yakni pariwisata di Bali akan drop pemasukannya, di sektor hunian hotel dan restoran, serta toko-toko aksesori.

BACA JUGA: BKN Siap Proses NIP PPPK, 51 Ribu Honorer K2 Langsung Semringah

"Ini Kangmas Joko Widodo bukan menunjukkan solidaritas atau menawarkan bantuan medis ke China, malah membuat sakit hati pemerintah China yang sudah banyak mendorong investasinya ke Indonesia," ungkap Arief di Jakarta, Kamis (6/2).

BACA JUGA: Ini Jadwal Pencairan Gaji ke-13 dan 14, Honorer K2 PPPK Semringah

Karena dampak kebijakan pemerintahan Jokowi terhadap Republik Rakyat China (RRC) menurutnya, pasti akan dibalas pemerintah Xi Jinping. 

Misalnya, dengan menolak semua produk komoditi ekspor Indonesia seperti CPO dan batu bara. 

BACA JUGAPrabowo Subianto Dilarang Maju Pilpres 2024, Ini Alasan Analis...

Padahal China adalah negara yang paling banyak menerima CPO Indonesia di saat minyak sawit kita ditolak Eropa.

"Nah, kalau sudah begini akan banyak berpengaruh terhadap pendapatan petani sawit dan perkebunan sawit yang menurun nantinya. Serta pemasukan devisa negara, sementara impor migas makin jor-joran," beber Arief.

Arief menyebutkan, bahwa pembalasan oleh RRC juga bisa dilakukan terhadap pembatalan sejumlah investasi dan modal yang akan masuk ke Indonesia nantinya. 

Yang paling parah lagi, kalau China melakukan penarikan besar-besaran terhadap dananya yang ada di Indonesia.

"Termasuk utang-utang Indonesia ke China, kalau China tidak mau dilakukan penundaan atau penjadwalan, tetapi harus dibayar makin hancur lagi nilai kurs rupiah," ungkap Arief.

Arief Poyuono menilai, kebijakan Jokowi terkait virus corona terlalu tergesa-gesa dan tanpa memikirkan terlebih dahulu dampaknya.

"Ya semoga RRC tidak ngambek dengan kebijakan yang Kangmas Joko Widodo ambil terkait virus Corona," pungkas Arief.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co