Kopassus Disepelekan Dunia, Lihat Kehebatannya...

08 September 2020 03:21

GenPI.co - Pasukan elite kebanggaan Indonesia Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dianggap mulai meredup.

Sebelumnya, kekuatan Kopassus disoroti oleh Connie Rahakundini Bakrie seorang pengamat militer. 

BACA JUGAAmarah Jenderal Andika Perkasa Ditentang Pensiunan Tentara Ini

Mulanya Connie mengungkit hal yang membuat Kopassus tidak lagi menjadi satu dari 20 pasukan paling ditakuti di dunia. 

Data tersebut dia dapatkan dari Google yang tidak mencantumkan Kopassus pada data 20 pasukan dunia paling mantap. 

Selain itu, menurut Business Insider, 5 pasukan operasi khusus non-AS terbaik di seluruh dunia. 

BACA JUGA: Kehebatan Kopassus di Mata Dunia Mulai Meredup

Di antaranya Special Air Service (SAS)/Special Boat Service (SBS) Inggris, Resimen Layanan Udara Khusus (SASR) Australia, Layanan Udara Khusus Selandia Baru (NZSAS), Le Commando Hubert (Elite Angkatan Laut Prancis) Perancis dan Resimen Reaksi Cahaya (LRR) Filipina.

Padahal Kopassus memiliki rekor yang mentereng, sebut saja operasi Woyla. Peristiwa menegangkan terjadi pada 1981 ketika sebuah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia berjenis DC-9 dibajak sekelompok teroris bersenjata di Bandar Udara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

BACA JUGA: 5 Jus Ajaib Ini Bisa Bikin Asam Urat Ambrol

Namun, berkat kemampuan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elite TNI AD yang diterjunkan dalam Operasi Woyla itu hanya membutuhkan waktu 2 menit 49 detik untuk membebaskan seluruh penumpang yang disandera dan melumpuhkan para pelaku teror. 

Fakta itu diungkap langsung oleh Komandan Pasukan Tim Penyerbu, Letnan Kolonel Inf (Purn) Untung Soeroso dalam wawancara khususnya bersama Puspen TNI pada Minggu (6/9). 

"Waktu penyergapan saya dengan aba-aba satu, dua serbu nah itu mulai saya hitung pake stopwatch, bukan jam tangan. Stopwatch-nya spesial perlengkapan dari Amerika. Saya melihat sampai saya laporan itu 2 menit 49 detik," jelasnya.

Ketika melihat stopwatch yang ada, Untung pun terkaget lantaran waktunya begitu singkat. Dia pun ketika itu senang karena merasa telah memecahkan rekor dunia. 

"Ini benar? Kalau begitu saya juara dunia," ujarnya. 

Untung menceritakan, saat operasi pembebasan, dirinya bertugas sebagai komandan tim dan hanya membawa enam prajurit yang dibagi dalam tiga bagian yakni depan, tengah, dan belakang. 

Di mana masing-masing bagian terdiri dari dua prajurit. 

Dalam peristiwa pembajakan tersebut, ada lima pembajak dari kelompok Komando Jihad yang sebelumnya menyamar sebagai penumpang.

Mereka memaksa pilot menerbangkan pesawat berjenis keluar wilayah Indonesia. 

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Medan (transit Palembang) itu sempat lebih dulu singgah di Penang, Malaysia, untuk mengisi bahan bakar. 

Kemudian pesawat baru mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Ketika itu, Pimpinan teroris, Imran bin Muhammad Zein, menyampaikan empat tuntutan pada pemerintah Indonesia. 

Tuntutan pertama adalah pembebasan 80 anggota Komando Jihad yang ditangkap pascaperistiwa Cicendo pada 11 Maret 1981, kedua meminta uang USD 1,5 juta.

Ketiga meminta warga negara Israel diusir dari Indonesia, serta yang terakhir menuntut pencopotan Wakil Presiden Adam Malik.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co