GenPI.co - Presiden Joko Widodo alias Jokowi dikabarkan bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Menurut Ketua Dewan Pembina Barisan Penggerak Rakyat Jokowi-Amin (Barak Join) Dady Palgunadi, Jokowi akan melakukan reshuffle menteri pada Rabu.
BACA JUGA: Kekayaan Jenderal Gatot Nurmantyo Bikin Jantung Mau Copot
Namun, Dady tidak membeberkan tanggal yang akan digunakan sebagai momen bagi Jokowi untuk melakukan perombakan menteri.
“Nggak bakal lama lagi. Hari Rabu pada bulan Oktober,” kata Dady sebagaimana dilansir RMOL, Kamis (8/10).
Dady pun membeberkan beberapa figur yang akan masuk Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Dady, Jokowi akan menampung tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang yang berbeda.
BACA JUGA: Ngeri, 3 Tokoh Top Siap Menjegal Prabowo Subianto
Di antaranya ialah beberapa tokoh muda yang memiliki pengaruh cukup besar di tengah masyarakat.
“Sebut saja, Prananda Prabowo, Sandiaga Uno, AHY, Giring Ganesha,” kata Dady.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing mengingatkan Jokowi mendengar suara-suara dari masyarakat yang menginginkan reshuffle kabinet.
BACA JUGA: KKB Papua Balas Dendam Kepada TNI, Mencekam!
Menurut pengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) itu, kinerja pemerintahan lebih rasional jika dinilai dalam satu tahun pertama.
“Jadi, sangat wajar ada masyarakat menyampaikan keinginan reshuffle ketika melihat kinerja yang belum sesuai jelang satu tahun pemerintahan," ujar Emrus kepada JPNN.com, Selasa (6/10).
Emrus menambahkan, Jokowi mempunyai hak prerogatif untuk memilih ataupun mencopot menteri.
Menurut Emrus, menteri yang kinerjanya bagus tidak perlu dibuang. Begitu juga sebaliknya.
BACA JUGA: Dulu Dihajar Karena Sumbar, Puan Maharani Kini Disikat Demokrat
“Kalau memang kinerjanya tidak seperti yang diharapkan, ya, harus di-reshuffle," ujar Emrus.
Di sisi lain, beberapa menteri berada di posisi yang berbahaya berdasarkan survei Voxpopuli Research Center.
Sebab, mereka mendapatkan nilai yang sangat rendah dalam survei yang digelar pada 11-20 September 2020.
BACA JUGA: Serang Rezim Jokowi, Din Syamsuddin Pakai Kata Buta dan Tuli
Salah satu menteri yang posisinya dianggap rawan ialah Mendikbud Nadiem Makarim.
Mantan bos Go-Jek Indonesia tersebut hanya mendapatkan nilai sebesar 0,9 persen.
Ada pula Menteri Agama Fachrul Razi yang hanya mengantongi nilai sebesar 0,8 persen.
Menteri KKP Edhy Prabowo pun berada di posisi yang berbahaya karena hanya mengantongi skor 0,7 persen.
Secara total, ada sembilan menteri yang mendapatkan nilai di bawah satu persen dalam survei yang dihelat Voxpopuli Research Center.
Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad menjelaskan, sebanyak 22,3 persen responden tidak setuju Jokowi melakukan reshuffle menteri.
BACA JUGA: Kekuatan Gibran Putra Jokowi Menakutkan, Efeknya Ngeri Jika Kalah
Sementara itu, sebanyak 4,9 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
"Sebanyak 72,8 persen setuju dilakukan reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang kinerjanya buruk,” kata Dika, Senin (5/10). (rmol/jpnnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News