GenPI.co - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon blak-blakan mengatakan bahwa penangkapan Sugi Nur Raharja yang akrab disapa Gus Nur seperti di zaman penjajahan dulu.
Hal ini disampaikan anak buah Prabowo Subianto melalui Twitter-nya, Sabtu (24/10).
"Penangkapan-penangkapan seperti ini mirip seperti di zaman penjajahan Belanda dan Jepang dulu," tulis Fadli Zon.
BACA JUGA: Astaga! Kabar Buruk Dari Istana Soal UU Cipta Kerja, Ini Isinya
Pada cuitan sebelumnya, Fadli Zon juga mengomentari kasus yang sama. Menurutnya, penangkapan yang sering terjadi dengan menggunakan UU ITE adalah akibat adanya kesalahan interpretasi.
"Harus ada yang mendata dan mencatat bahkan membukukan sudah berapa banyak orang ditangkap karena UU ITE yang diinterpretasikan seperti ini," tegasnya.
Fadli Zon juga mengatakan perilaku tersebut merupakan penistaan terhadap konstitusi, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia.
BACA JUGA: Manfaat Makan Kikil Sapi Ternyata Sangat Dahsyat!
Gus Nur ditangkap pihak kepolisian atas pelaporan pelanggaran UU ITE.
Ia ditangkap pada Sabtu 24 Oktober lantaran dugaan melontarkan kalimat kebencian kepada salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Nur ditangkap di rumahnya yang terletak di Malang, Jawa Timur. Saat penangkapan tersebut, Gus Nur usai menghadiri pengajian dan sedang melakukan terapi bekam.
BACA JUGA: Kariernya Bakal Melejit, Ternyata 4 Zodiak Memiliki Kelebihan Ini
Penangkapan Gus Nur ini pun dikecam banyak pihak, karena dianggap makin merusak iklim demokrasi di Indonesia.
Terlebih, pasal yang digunakan berasal dari UU ITE yang selama ini ditolak masyarakat.
UU ITE dianggap bisa dijadikan oleh rezim penguasa untuk membungkam pihak-pihak yang berbeda pendapat.
Sedangkan Indonesia selama ini mengaku sebagai negara demokrasi dan mendahulukan musyawarah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News