Jokowi Miliki Jurus Sakti, Bisa Bikin PDIP Melongo!

03 November 2020 07:20

GenPI.co - Tak ada yang memungkiri, bahwa selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memberikan peran lebih pada orang-orangnya yang berada di luar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) seperti Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir.

Oleh sebab itu, adanya ungkapan dari seorang politisi PDIP Darmadi Durianto terkait adanya kudeta merangkak yang dilakukan terhadap Jokowi, itu merupakan ekspresi politik kekecewaan.

BACA JUGA: Ngeri! Menteri Ini Mau Jadi Presiden, Jokowi Tak Berkutik

Menanggapi isu kudeta merangkak, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun langsung buka suara. 

Menurutnya, saat ini terdapat tiga orang yang sangat dipercayai oleh Presiden Jokowi.

"Hanya yang tiganya ini kalau mau di-buldozer agak riskan, yaitu Airlangga Hartarto yang tidak lain adalah mitra koalisi dari partai Golkar, dua lainnya nonpartai, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir," ungkapnya dikutip GenPI.co dari Channel YouTube Refly Harun.

BACA JUGANgeri! Megawati Berikan Isyarat Ini Pada Prabowo Subianto

Menurut Refly Harun, Luhut Binsar Pandjaitan diketahui memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan PDIP. 

Sedangkan, Erick Thohir dianggap memiliki kedekatan yang tidak biasa karena memegang jabatan sebagai menteri BUMN.

"Cara Erick Thohir dan gengnya memperlakukan BUMN kurang lebih sama juga dengan menteri-menteri sebelumnya, pengangkatan pengurus sangat dikaitkan juga dengan afiliasi politik," kata Refly.

BACA JUGA: Din Syamsuddin Bongkar Kebobrokan Rezim Jokowi, Ngeri!

Menurut Refly, kondisi tersebut membuat PDIP tidak puas karena tidak mendapatkan porsi yang besar. Ia juga mengatakan bahwa Erick Thohir tidak disukai oleh PDIP karena ideologinya condong ke kanan.

Refly juga menyebutkan bahwa Jokowi tidak mungkin disingkirkan dari PDIP. 

Pasalnya, menurut Refly, Jokowi merupakan telur emas yang siap diperebutkan berbagai pihak.

"Jokowi ini merupakan telur emas, artinya tidak mungkin dibuang begitu saja oleh PDIP," ujarnya.

BACA JUGA: 7 Efek Minum Susu Beruang Ternyata Sangat Mengejutkan!

"Kalau PDIP mau menjauh dari presiden Jokowi dan menjadi oposisi, maka PDIP tidak mendapatkan kompensasi apa-apa, PDIP keluar akan banyak partai yang akan masuk," beber Refly.

Oleh karena itu, PDIP masih mempertahankan kepentingan aliansi strategisnya dengan Jokowi yang diperkirakan hanya bertahan hingga 2024.

"Pasca 2024 Presiden Jokowi sangat mungkin bukan menjadi faktor yang determinan lagi, kalau dia tidak membangun kekuatan politik di luar PDIP mulai dari sekarang," jelas Refly.

Menurutnya, jika Jokowi mengikuti PDIP, maka pada 2024 ia tidak akan menjadi sosok yang determinan karena tidak punya kekuasaan yang riil.

Refly juga menilai bahwa Jokowi tidak punya elektabilitas lagi karena tidak bisa lagi mencalonkan diri. 

Namun, Refly memperkirakan presiden Jokowi akan membangun kekuatan dalam empat tahun sisa pemerintahannya.

"Misalnya dalam isu reshuffle, sudah pasti reshuffle itu maju mundur karena PDIP selalu memainkan konstelasi, memainkan peran yang lebih strategis agar mendapatkan lebih," tuturnya.

Tapi Refly yakin Presiden Jokowi tidak mau ikut dalam gendang permainan PDIP.

"Karena dia tidak akan pernah menjadi orang nomor satu kalau dia ke kandang banteng, dia selalu dianggap orang nomor sekian, bahkan tidak tahu nomor berapa, karena nomor duanya Puan Maharani pastinya," tutup Refly Harun.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co