GenPI.co - Sepak terjang Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo yang dikenal sebagai oposisi dari pemerintah disanjung setinggi langit oleh banyak orang.
Salah satunya adalah sanjungan dari Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Nasir Djamil.
BACA JUGA: Ade Armando Bongkar Ini, Habib Rizieq Nggak Level
Politisi PKS ini menilai sikap mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang memilih tak menghadiri penganugerahan Bintang Mahaputera patut diapresiasi.
"Satu hal yang ditunjukkan Pak Gatot bahwa beliau punya sikap, ini yang jarang sekarang. Ini menurut saya yang mulai langka di kalangan elite sekarang ini," beber Nasir dalam diskusi virtual, Minggu (15/11).
Nasir mengungkapkan, sikap tegas Gatot ditunjukan dalam momen penganugerahan gelar Bintang Mahaputera seperti pemain bola terbaik dalam sebuah permainan (man of the match).
BACA JUGA: Fadjroel Rachman dan Ali Mochtar Ngabalin Dipecat Istana?
"Sikap ini yang harus kita apresiasi, sikap ini yang harus kita tiru," jelasnya.
Nasir juga menyebut sebagai salah satu pentolan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), sikap yang ditunjukkan Gatot itu penting dilakukan.
Diketahui, Ketidakhadiran Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dalam penganugerahan Bintang Mahaputra, (11/11) lalu di Istana Negara menimbulkan banyak spekulasi.
BACA JUGA: Takdir Kaya Raya, 4 Shio Panen Hoki dan Rezeki Minggu Ini
Presidium KAMI itu pun sempat mengirimi sepucuk surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Banyak yang menilai, langkah tersebut adalah upaya Gatot untuk memperlebar jarak antara dirinya dengan pemerintah, mengingat dirinya kerap mengkritik pemerintah dan dinilai sebagai oposisi.
"Itu merupakan sikap politik Gatot yang menginginkan posisinya tetap berjarak dengan pemerintah, posisi yang kritis terhadap pemerintah," ujar Karyono Wibowo, Kamis (12/11).
Di sisi lain, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syafuan Rozi Soebhan mengatakan, sebenarnya tidak ada yang menjadi persoalan dengan ketidakhadiran Gatot. Menurutnya, Gatot merasa dilema juga hadir dalam penganugerahan tersebut.
"Jika datang, pendukung akan kecewa sehingga mengambil keputusan lebih baik tidak perlu datang dengan berbagai alasan," jelasnya.
"Ini bagian political game dengan menerima Bintang Mahaputera sekarang, nanti bagaimana (Pemilu) 2024 di mata pendukungnya Gatot?" imbuhnya.
Bahkan saking hebatnya, Gatot Nurmantyo diusulkan untuk memimpin revolusi jihad, agar bisa beriringan dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Yang mangusulkan adalah Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule. Ia menilai Perlu ada deklarasi revolusi jihad agar perubahan yang radikal di negeri ini bisa terwujud secara cepat dan aman tanpa benturan.
"Revolusi akhlak dan revolusi jihad mestinya menyatu, jadi satu kesatuan agar revolusi menjadi utuh," jelas Iwan Samule dalam keterangannya, Selasa (17/11).
Menurutnya, mantan panglima TNI itu tidak perlu malu-malu untuk bergerak. Gatot harus bisa berjalan beriringan dengan Habib Rizieq menyebarkan benih revolusi jihad.
"Revolusi akhlak telah dipimpin oleh Habib Rizieq belum cukup. Sebaiknya Jenderal Gatot Nurmantyo melengkapi dengan pimpin revolusi jihad," usulnya.
Dengan gabungan keduanya, maka akan tercipta revolusi yang cepat dan tanpa benturan. Gerakan revolusi akan segaris dengan prinsip amar maruf nahi munkar.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News