Mendadak Jenderal Idham Azis Sikat Geng Solo, Bursa Kapolri Panas

23 November 2020 03:30

GenPI.co - Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis mendadak merotasi 637 posisi yang diisi oleh pejabat baru. Jabatan yang dirotasi mulai dari pangkat Komjen hingga AKBP.

Indonesia Police Watch (IPW) menilai rotasi besar-besaran di struktur organisasi Polri membuat bursa pergantian Kapolri kini makin dinamis.

BACA JUGA: FPI Skakmat Jokowi, Lihat Buktinya Ngeri!

Setidaknya ada tiga bagian yang berubah dalam rotasi ratusan pejabat baru tersebut.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, bahwa rotasi yang dilakukan Idham Azis terbagi menjadi tiga bagian. 

"Bagian pertama rotasi dilakukan setelah presiden Jokowi "berteriak" kenapa kerumunan massa Rizieq dibiarkan. Yang terkena rotasi adalah Kapolda Metro Nana dan Kapolda Jabar Rudy," ungkap Neta S Pane dalam keterangannya, Sabtu (21/11).

BACA JUGANegara Makin Semrawut, Jokowi Diduga Sengaja Lakukan Ini

Selanjutnya, Neta mengatakan bagian kedua adalah rotasi yang diakibatkan banyaknya perwira polri yang pensiun.

Di antaranya dari Pamen hingga Pati, termasuk Komjen Antam yang menjabat Sekjen Kementerian Kelautan.

Sementara itu, bagian ketiga mutasi akibat adanya puluhan pamen Polri yang mengikuti pendidikan sespimti.

BACA JUGA: Mendadak Menteri Tito Karnavian Bikin Ancaman, Ngeri!

Menurut Neta, mutasi kali ini menguntungkan gerbong polisi yang dekat dengan Idham Azis.

"Dalam mutasi ini ada sejumlah orang Idham Azis yang bergeser ke posisi strategis, antara lain menduduki jabatan Kapolda Metro dan Kapolda Jatim," jelas Neta.

"IPW menilai teriakan presiden tentang kerumunan massa Rizieq dimanfaatkan Idham untuk melakukan rotasi dalam rangka menyongsong suksesi Kapolri, dalam hal ini menggeser kekuatan Geng Solo dan memperkuat Geng Makassar serta memberi peluang bagi Geng Pejaten," tambahnya.

Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana yang dicopot sebenarnya sempat dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat menjadi Kapolri.

Selain memiliki kinerja yang bagus, Nana juga disebut-sebut sebagai Geng Solo.

Geng Solo sendiri merupakan perwira yang pernah bertugas di Solo. Beberapa di antaranya memiliki karier yang bagus.

"Dengan adanya mutasi kemarin, bursa calon Kapolri sekarang ini diramaikan empat kelompok, yakni Geng Solo, Geng Makassar, Geng Pejaten, dan Kelompok Independen," kata Neta.

Dengan demikian, menurut dia, peristiwa kerumunan massa Habib Rizieq dimanfaatkan untuk mengubah peta kekuatan di internal polri untuk menyongsong suksesi Kapolri pada Januari 2021. 

Meski penentuan calon Kapolri adalah hak prerogatif presiden Jokowi, tapi masing-masing kekuatan di internal polri berusaha mencari peluang dan bermanuver menyuguhkan calon calon terbaik dari kubunya. 

"Penyuguhan calon calon terbaik itu dilakukan dengan cara menempatkan figur figur tersebut di posisi strategis," jelas Neta.

Dijelaskan Neta, masih cairnya bursa calon Kapolri ini dikarenakan masih akan adanya mutasi jenderal tiga yang pensiun pada Desember mendatang.

Pada posisi Desember ada dua posisi jenderal bintang tiga yang kosong, yakni pensiunnya Sestama Lemhanas dan Kepala BNN. 

"Dengan demikian akan ada dua jenderal bintang dua polri yang naik menjadi bintang tiga. Siapa pun yang naik tentu berpeluang untuk masuk dalam bursa calon Kapolri," kata Neta.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co