Pengamat: Mayoritas Anggota DPRD DKI Tak Berdaya di Hadapan PSI

17 Desember 2020 12:50

GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus  menilai mayoritas anggota DPRD DKI tidak berdaya di hadapan si pendatang baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Buktinya, mereka ramai-ramai walk out Jakarta saat Fraksi PSI menyampaikan pandangan di Sidang Paripurna DPRD DKI.

BACA JUGA: Pendapatan DPRD DKI Selangit, Denny Siregar Bongkar Detailnya

Menurut Lucius, aksi walk out di DPRD biasanya dilakukan oleh fraksi atau anggota DPRD yang memiliki perbedaan sikap dengan mayoritas anggota. 

Hal itu dilakukan untuk "membebaskan" diri atau fraksi dari beban politik yang akan timbul pasca keputusan diambil DPRD. 

"Walk out umumnya dilakukan oleh kelompok minoritas di parlemen yang mempunyai sikap berbeda atas sebuah kebijakan dan tak mau tercatat sebagai bagian dari kelompok mayoritas yang mengesahkan sesuatu," ujarnya kepada GenPI.co, Rabu, (16/12). 

Lucius menjelaskan, walk out merupakan bentuk perlawanan minoritas atas mayoritas dalam proses pengambilan keputusan. 

Selain itu, walk out juga bisa dikatakan sebagai pengakuan akan ketakberdayaan fraksi dengan kekuatan minoritas.

Sebab, mereka merasa tak mampu memengaruhi keputusan akhir karena jumlah yang tak memadai dibandingkan dengan fraksi pendukung.

Lucius pun merasa aneh, karena apa yang terjadi di DPRD DKI justru sebaliknya. Walk out dilakukan oleh kekuatan mayoritas di parlemen (DPRD DKI) untuk melawan kekuatan minoritas yang direpresentasikan oleh PSI. 

BACA JUGA: Pengamat Nilai Rakyat Tak Lagi Percaya Pemerintah, Alasannya...

"Inilah yang nampak ironis. Bagaimana bisa kelompok yang dominan justru meninggalkan ruangan sidang hanya karena PSI yang lemah secara jumlah suara sedang membacakan pandangan mereka?," tegasnya. 

Lucius menjelaskan, suara PSI tentu saja tak akan sebanding dengan kekuatan fraksi-fraksi yang walk out tersebut. 

Pasalnya, apa pun sikap PSI atas RKT yang menjadi pemicu perbedaan sikap mereka, tak akan berpengaruh pada keputusan akhir bila fraksi-fraksi itu bulat mendukung sikap mendukung usulan anggaran RKT.

Lucius menambahkan, walk out yang dilakukan mayoritas fraksi di DPRD DKI tersebut, seolah-olah mengatakan ketakberdayaan mereka di hadapan PSI.

"Mayoritas fraksi nampak sebegitu lemahnya sehingga harus memutuskan keluar dari ruangan rapat dengan hanya meninggalkan PSI yang berada di dalam ruangan rapat," jelasnya. 

BACA JUGA: Natalius Pigai Sesumbar Soal Papua, Jokowi Ditodong 3 Hal

Diketahui sebelumnya, dalam rapat Raperda tentang perubahan Perda nomor 1 tahun 2015 di gedung DPRD DKI Jakarta Senin (14/12), sejumlah fraksi melakukan aksi walk out ketika PSI mendapatkan giliran berbicara menyampaikan pandangan umumnya. 

Aksi walk out diduga sebagai respon atas sikap PSI yang menolak kenaikan RKT dan gaji DPRD DKI Jakarta. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co