Pakar Hukum Top Bongkar Fakta Ngeri, FPI dan Habib Rizieq Bakal

28 Desember 2020 08:15

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengaku speechless saat membaca isi surat Anak Buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Marzuki Alie. 

Refly Harun merasa sedih, karena menurutnya negeri ini dengan mudah bertindak untuk menghabisi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan organisasinya dengan berbagai macam cara.

BACA JUGA: Pernyataan Imam Besar New York Menggetarkan Jiwa, Istana Terseret

Dalam kanal YouTube-nya, Refly Harun juga menyoroti berbagai kasus yang menimpa Habib Rizieq. 

Mulai dari, penembakan enam laskar FPI, penahanan Habib Rizieq atas kasus kerumunan di berbagai tempat, isu pembubaran FPI, hingga aset tanah pesantren yang kini disengketakan.

"Pertanyaannya sekarang, kesalahan apa yang FPI perbuat sampai semua ini harus menimpa mereka?" tanya Refly.

Menurut Refly, memang ada tindakan atau sikap dari FPI yang kurang disenangi oleh publik maupun pemerintah. 

BACA JUGA: Doanya Tembus Langit, Mimpi 4 Zodiak Jadi Kenyataan Akhir Tahun

Namun, ia menegaskan bahwa hukum seharusnya tidak melibatkan perasaan.

"Penegakan hukum tidak boleh melibatkan perasaan, tapi harus jelas apa kesalahannya," beber Refly.

Refly pun mengatakan, meskipun ada beberapa catatan untuk FPI di masa lalu yang tidak baik. Namun, beberapa dari mereka juga turun dan membantu sebagai sesama manusia pada saat ada bencana.

"Kalau ada catatan-catatan di masa lalu misalnya, ya yang jelas bahwa FPI turun di Aceh pada saat Tsunami. Turun juga di daerah gempa Sulawesi. Jadi mereka juga bekerja untuk bidang kemanusiaan," bebernya.

Mengenai sengketa tanah pesantren, Refly menilai bahwa perkara ini adalah tantangan bagi Mahfud MD yang sekarang berada di lingkar kekuasaan.

"Ini memang tantangan bagi Prof Mahfud yang berada di kekuasaan," ujar Refly.

Refly berharap agar Mahfud MD mampu menunjukkan keadilannya lewat sengketa tanah pesantren tersebut. 

Ia pun meminta Mahfud MD bisa tetap lantang menyuarakan keadilan seperti saat masih berada di luar Pemerintahan.

"Jangan sampai kemudian muncul tragedi, ketika di luar pemerintahan semua orang berbicara tentang hukum dan keadilan dengan sangat jernih. Ketika di dalam pemerintahan dia terjebak di dalam bus," ungkapnya.

Sebab, mengutip kata-kata Nurcholis Madjid, Refly mengatakan bahwa supir bus sulit untuk memandang keluar, karena terjebak di dalam kotak tersebut. Hal itulah yang menyebabkan, bus akan menyingkirkan orang lain dahulu, barulah lewat.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co