GenPI.co - Langkah presiden Jokowi dalam reshuffle kabinet dinilai banyak pihak tebang pilih. Belum tuntas mempertanyakan kapabilitas menteri baru, kini mencuat isu Mahfud MD yang tetap dipertahankan.
Padahal, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Dan Keamanan (Menkopolhukam) sebelumnya melakukan kesalahan cukup fatal.
BACA JUGA: Jaminan Mahfud MD Bikin Dunia Bergetar, Pakar Hukum Top Melongo
Ia dinilai lalai saat melakukan pengamanan dan penjemputan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di bandara Soekarno Hatta beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Triyono Lukmantoro menilai kesalahan Mahfud MD bisa menjadi sandungan ia di kabinet.
"Tidak terlalu parah ya, namun memang fatal karena dia salah memperkirakan jumlah orang atau massa yang menjemput Habib Rizieq,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (29/12).
Menurut Triyono, Mahfud MD tetap dipertahankan lantaran Presiden Jokowi mungkin memiliki rasa tidak enak hati kepada Mahfud MD karena sempat batal diangkat menjadi wakil presidennya.
Ia pun mengatakan bahwa mencopot Mahfud MD akan membuat suasana tidak nyaman. Sebab, hampir 90 persen Menkopolhukam itu seharusnya menjadi wakil presiden.
“Sudah ukur baju, sudah macem-macem. Hampir 90 persen lah pak Mahfud jadi wakil presiden. Akan tetapi pada akhirnya kalo dicopot kan membuat secara psikologis enggak nyaman,” ungkap Triyono.
Lebih lanjut, ia menambahkan, isu utama yang menjadi reshuffle kabinet addalah pertimbangan soal upaya pemulihan kesehatan dan ekonomi selama pandemi.
BACA JUGA: Saran Mahfud MD untuk FPI dan Habib Rizieq Sangar, Top!
Menteri-menteri yang dianggap tidak kompeten dan kurang maksimal dalam menangani pandemi, lanjut Triyono, maka akan mudah untuk tersingkir dari kabinet.
“Saya kira Jokowi memang ingin mereshuffle menterinya dan memfokuskan pada pemulihan ekonomi serta penanganan covid-19,” tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News