GenPI.co - Partai Demokrat menolak Pilkada dan Pilpres digelar serentak pada 2024.
Partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono itu menginginkan pilkada tetap dilakukan pada 2022 dan 2023.
BACA JUGA: Golkar dan Demokrat Bersatu, Bisa Adang Kekuatan Capres PDIP
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai penolakan tersebut berkaitan dengan gelaran Pilkada DKI Jakarta yang pada awalnya akan digelar pada 2022.
Menurut Lucius, panggung DKI Jakarta dibutuhkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pijakan awal ke kontestasi yang lebih tinggi.
“Di Pilgub DKI Jakarta, AHY bisa saja merapat ke petahana, Anies Baswedan. Namun, bisa juga menjadi penantang dari petahana,” ujar Lucius Karus kepada GenPI.co pada Rabu (20/1/2021).
Lucius mengatakan, pilihan merapat ke petahana maupun menjadi penantang bukan sebuah permasalahan besar.
Keduanya bisa memunculkan momentum bagi Partai Demokrat untuk memastikan peluang AHY menuju singgasana RI-1.
“Pilihannya bisa bergandengan dengan Anies maupun berlawanan. Sebab, tujuan utamanya bukanlah itu,” ujar Lucius.
Bagi Partai Demokrat dan AHY, gelaran Pilkada DKI Jakarta hanya pintu masuk untuk menuju Pilpres 2024.
BACA JUGA: Politikus Partai Demokrat Bongkar Fakta Mengejutkan, Ooh, Jokowi
“Maka permasalahannya bukan dengan siapa pasangan AHY di DKI Jakarta. Namun, bagaimana cara memastikan nama AHY tetap terjaga hingga Pilpres 2024,” pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News