Jalan Ninja HTI Terbongkar, Pemerintah Siaga 1

26 Januari 2021 14:40

GenPI.co - Pengamat media sosial Denny Siregar ikut berkomentar terkait revisi Undang-Undang Pemilu yang menyebut mantan Anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dilarang masuk pemerintahan.

Denny membeberkan mantan anggota HTI akan kehilangan hak untuk menjadi pejabat daerah maupun presiden.

BACA JUGA: Eks Anggota HTI Tak Boleh Ikut Pemilu, PAN Tolak Mentah-mentah

Hal ini membuat posisi HTI sudah sejajar dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendapat perlakuan serupa.

“Mereka kini tidak punya ruang lagi. Sebab, kehadirannya akan sangat berbahaya karena bisa merusak sistem sebuah negara,” ujar Denny Siregar seperti dikutip GenPI.co dari kanal YouTube CokroTV pada Selasa (26/1).

Denny menjelaskan, HTI merupakan organisasi internasional dengan aliran dana yang begitu besar. HTI sampai di Indonesia sejak 1980-an.

Di masa awal kemunculannya, taktik HTI begitu brilian. Dia masuk di berbagai kampus-kampus besar untuk menyebarkan ideologinya.

BACA JUGA: Pigai Curhat ke Menhan AS, Denny Siregar: Dikira Dia Will Smith?

“Kampus pertama itu IPB Bogor dengan menumpang program Presiden Soeharto di bidang pertanian saat itu,” jelasnya.

Menyusupkan paham HTI di dunia kampus bukan tanpa alasan, menurut Denny, dengan cara seperti itu, maka akan lahir banyak profesor dan guru besar yang beraliran HTI.

Jika profesor dan guru besar kampus sudah terkena paham HTI, nantinya akan semakin mudah untuk melakukan kaderisasi di tingkat mahasiswa.

“Mahasiswa itu akan dijanjikan jabatan, istri, uang, dan sebagainya. Mereka kemudian diproyeksikan menjadi pejabat maupun untuk dicuci otaknya menjadi seorang yang radikal,” jelas Denny.

Denny menduga, HTI tidak hanya masuk ke dunia pendidikan, tetapi juga dunia militer. Hal tersebut berkaca dari keputusan pemerintah yang akhirnya membubarkan HTI.

Meskipun telah dibubarkan, Denny menganggap kaderisasi HTI masih belum berakhir. Kini organisasi tersebut menyebarkan pahamnya lewat artis-artis hijrah hingga film kartun anak.

“Mereka sedang mencuci otak seolah kita menjadi terkotak-kotak atas dasar agama. Pada suatu waktu, HTI akan membenturkan kotak-kotak tersebut, lalu menawarkan sistem baru yang lebih baik, yakni Khilafah,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co