Semua Keliru Lagi, SBY Pengambil Alih Partai Demokrat?

22 Februari 2021 18:40

GenPI.co - Kisruh kudeta di Partai Demokrat memasuki episode baru. Kali ini, nama SBY terseret tuduhan sebagai pengambil alih Partai Demokrat.

Perselisihan antara pendiri, senior dan pengurus DPP Partai Demokrat seperti tak ada ujungnya. Semua saling serang. Semua saling tuding. 

BACA JUGA: Relawan Banjir Eks FPI Dibubarkan, Aparat Disebut Kurang Piknik

Presiden Jokowi bahkan sempat terseret saat dikirimi surat oleh Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. 

Namun kemudian AHY mengaku mendapat informasi bahwa Presiden Jokowi tidak tahu-menahu soal kudeta di Partai Demokrat.

Mantan Wakil Komisi Dewan Pengawas (Dewas) DPP sekaligus pendiri Partai Demokrat HM Darmizal MS, merasa geram. AHY dinilai tidak konsisten dengan pernyataannya sendiri.

BACA JUGA: Weton Paling Berwibawa dan Disegani, Sabtu Pahing!

Bagi Darmizal, SBY lah yang telah mengambil Partai Demokrat dari para pendirinya untuk dijadikan partai dinasti.

“SBY lah yang sesungguhnya telah melakukan kudeta atau pengambilalihan Partai Demokrat dengan segala cara,” kata Darmizal.

Semua runutan perjalanan Demokrat pun di-rewind ulang. Cerita dimulai dari 2003. Setelah Partai Demokrat lolos verifikasi KPU, bergabunglah almarhumah ibu Ani Yudhoyono  sebagai Wakil Ketua umum partai Demokrat. 

BACA JUGA: Humoris Bawa Berkah, Rezeki 4 Zodiak Mengalir Sampai Jauh

“Tak lama kemudian di tahun yang sama, SBY masuk menjadi calon Presiden (Capres) dari Partai Demokrat, ditandatangani Ketua Umum Subur Budhisantoso,” katanya.

Saat itu, SBY seperti tetangga pemalu yang diajak masuk ke dalam rumah oleh pemiliknya. Sebelumnya tidak pernah berkunjung sampai pada Rapimnas Partai Demokrat di Wisma Kinasih pada 2003.

“SBY diajak mampir dan diberi tempat di rumah oleh pemiliknya. Kemudian dia malah mengambil rumah dari pemiliknya. Kan ini sangat lucu dan memprihatinkan,” kata Darmizal.

Pada saat KLB di Surabaya, SBY berjanji hanya untuk meneruskan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum sampai 2015. 

BACA JUGA: Mohon Jaga Jarak dengan 4 Zodiak Ini, Seramnya Kebangetan!

Pada Kongres Partai Demokrat tahun 2015 di Surabaya, SBY mengingkari janjinya dan muncul sebagai calon tunggal

Setelah itu, pada Kongres ke-5 Partai Demokrat, 15 Maret 2020, dipaksakan Kongres dengan mewariskan jabatan Ketua umum dari sang bapak ke putra mahkotanya, AHY. 

Kongres itu dinilai tanpa memenuhi tata cara beracara Kongres. “Menyuruh keluar ruang sidang semua peserta Kongres yang punya hak bicara,” katanya.

BACA JUGA: Semua Keliru Nilai Weton Cewek Minggu, Aslinya Bikin Merinding

Selain itu, Kongres juga tidak mengesahkan keputusan sebagaimana mestinya. Antara lain, jadwal acara, tata tertib, pembahasan AD/ART, pembahasan program kerja dan laporan pertanggungjawaban SBY Ketua umum sebelumnya. 

“Namun langsung mendeklarasi AHY menjadi Ketua umum oleh Ketua-ketua DPD. Itulah yang mereka sebut sebagai aklamasi,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co