Ngeri-ngeri Sedap, Nasib AHY dan Moeldoko Dinalisis Pakar Top

04 Maret 2021 01:40

GenPI.co - Ahli hukum tata negara Refly Harun menilai bahwa kekuatan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono di dunia politik tidaklah kuat.

Sebab, sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono sudah tak lagi berkuasa.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Calon Ketum Demokrat, Politisi ini Komentar Sengit

“Ini terbukti dari dorongan kepada AHY untuk mundur dari jabatannya, baik dari internal Partai Demokrat, maupun dari istana,” katanya dalam video di kanal YouTube Refly Harun, Selasa (2/3).

Refly mengatakan bahwa dalam disiplin partai, antara AHY dan ‘musuhnya’ sama-sama memiliki kelemahan.

“Kelemahan AHY itu dia tiba-tiba jadi ketum partai tanpa proses inisiasi yang jelas. Dia jadi militer, mencalonkan diri di Pilgub DKI 2017, diberi jabatan tim pemenangan pemilu, dan dalam kongres langsung jadi ketua partai,” ujarnya.

Akademisi itu menjelaskan bahwa Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai harus punya kriteria tertentu terkait calon-calon ketua umum.

Contohnya, lama keanggotaan dan struktur yang sudah dijabat sebelum mencalonkan diri sebagai ketua umum partai.

BACA JUGA: Nasdem-Golkar Gelar Karpet Merah Buat Anies, Pakar Sampai Kaget

“Tapi, partai di Indonesia tidak ada yang seperti itu. Biasanya, jika ada yang mau mencalonkan diri jadi ketum partai, AD/ART diubah dalam kongres sebelum pemilihan,” tuturnya.

Menurut Refly, apa yang akan dilakukan para pendukung kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat sama saja dengan yang sebelumnya terjadi.

“Karena, mereka akan mengubah AD/ART partai agar, misalnya, Moeldoko bisa maju menjadi ketum Demokrat. Padahal kita tidak tahu Moeldoko itu kader atau bukan,” paparnya.

BACA JUGA: Ferdinand Hutahaean Mau Balik ke Partai Demokrat Jika...

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co