GenPI.co - Pegiat media sosial Denny Siregar mengungkap polemik kudeta Partai Demokrat terjadi karena kekecewaan para pendiri partai terhadap Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Para pendiri Partai Demokrat lama, seperti Max Sopacua, mulai gerah karena partainya yang dulu berjaya, bisa jadi tinggal kenangan," jelasnya seperti dikutip dari channel YouTube CokroTV, Minggu (7/3).
BACA JUGA: Cap Darah bagi AHY, Kader Demokrat Daerah ini Sumpah Selalu Setia
Selain itu, para pendiri juga kecewa, karena SBY menjadikan Partai Demokrat sebagai partai keluarga.
Padahal, menurut Max, SBY itu sama sekali tidak berdarah-darah waktu mendirikan Partai Demokrat.
"Semua jabatan tertinggi dipegang keluarga. Ketua Majelis Tinggi dipegang SBY. Ketua Umum dipegang anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Wakil Ketua Umum dipegang Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, adik AHY," jelasnya.
Denny menambahkan, perpecahan di tubuh Partai Demokrat makin terlihat setelah AHY terpilih sebagai Ketum secara aklamasi.
"Model dinasti ini jadi pertanyaan di benak para pendiri Demokrat yang lama. Lho, kok jadi gini? " jelasnya.
BACA JUGA: Soal Moeldoko, Yusril Ihza Mahendra Beri Saran ini untuk SBY
Masalah internal terus bergulir hingga akhirnya diembuskan isu Kongres Luar Biasa (KLB) dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Calon Ketua Umum partai yang baru.
Menurut Denny, dalam masalah tersebutlah kemampuan AHY sebagai pemimpin bisa diuji.
“Di sini tangan dingin AHY diuji. Kapal besar sedang oleng, biduk mulai pecah. Agus sang Mayor kelihatan bingung ketika awal mendengar kabar Partai Demokrat sedang dalam bencana,” katanya.
Namun, dia tidak yakin AHY dapat melalui ujian tersebut karena pengalamannya yang masih kurang.
“Dari luar, saya sih hanya bisa mendoakan AHY supaya bisa dapat yang terbaik,” katanya.
“Markigus, mari kita doakan Agus,” imbuhnya. (*)
BACA JUGA: Analisis Kacung Mengejutkan, KLB Partai Demokrat Dibilang...
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News