Jika Megawati Lengser, Tokoh Ini Rebutan Jadi Ketum PDIP, Kaget

23 Maret 2021 07:40

GenPI.co - Tak bisa dimungkiri, salah satu partai politik yang sudah lama tidak melakukan regenerasi pemimpinnya yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, untuk mencari pengganti Megawati Soekarnoputri itu tidak mudah.

Pengamat politik dari Universitas Islam Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta Ujang Komarudin blak-blakan meminta Megawati Soekarnoputri turun takhta. 

BACA JUGA: Mendadak Amien Rais Bongkar Fakta Rezim Jokowi, Bikin Tercengang

Ujang Komarudin membeberkan, meski dilalui dengan pemilihan kader, untuk menjadi ketua umum PDIP tidak semudah yang dibayangkan.

Bagi siapapun orang yang ingin maju, wajib hukumnya minta izin kepada Megawati.

Pasalnya, Megawati hingga kini masih jadi sosok sentral yang menentukan siapa yang berhak menjadi Ketua Umum PDIP.

Ujang Komarudin menyampaikan hal tersebut dalam webinar bertajuk Refleksi Konstruksi Historis PDI Perjuangan: Dari PNI 1927 ke PDI 1973 ke PDI Perjuangan.

BACA JUGA: Analisis Pakar Hukum Top Beber Strategi Maut Jokowi, Bisa Meledak

Menurut Ujang, mandeknya regenerasi politik di tubuh PDIP, tak lain disebabkan kurangnya PDIP untuk move on dan menyerahkan tampuk kendali partai pada sosok yang muda atau kader muda mereka.

Ujang pun memaparkan, regenerasi di tubuh PDIP tidak menggunakan sistem pemilihan, melainkan memiliki cara unik tersendiri, yakni pengusulan berjenjang dari struktur bawah partai hingga bertingkat. 

"Makanya yang muncul selalu nama Megawati. Jadi sesungguhnya siapapun Ketum nanti. Itu tergantung Bu Mega," tegas Ujang Komarudin, Jumat (19/3).

Namun, Ujang Komarudin menilai sudah selayaknya Megawati memberikan tongkat ketum PDIP kepada dua anaknya, Puan Maharani atau Prananda Prabowo. 

Ujang mengatakan, kedua nama anak Megawati itu lebih pantas ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Kepala BIN Budi Gunawan (BG).

"Pilihannya antara Prananda dan Puan Maharani," tegas Ujang Komarudin.

Ujang Komarudin menilai Puan dan Prananda merupakan sosok yang selama ini sudah mendedikasikan diri untuk partai. 

Dengan demikian, keduanya layak untuk menggantikan Megawati sebagai ketua umum PDIP.

"Keduanya trah Soekarno dan dekat dengan Mega. Yang satu kerja di depan layar (Puan) sebagai ketua DPR dan yang satu lagi kerja di belakang layar (Prananda)," bebernya.

Sementara itu, pengamat komunikasi politik Jamilludin Ritonga menyebut ada beberapa kandidat yang berpeluang menggantikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

Mereka antara lain Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jenderal Polisi Budi Gunawan, Politikus Pramono Anung dan Ahmad Basarah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Tjahjo Kumolo, dan sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

"Namun, dari semua nama ini, peluang Joko Widodo tampaknya lebih besar menjadi ketua umum PDIP mendatang," jelas Jamilludin kepada GenPI.co, Senin (22/3).

Akan tetapi, peluang Jokowi menjadi ketua umum PDIP dapat dihambat bila faksi Prananda Prabowo, Puan Maharani, Budi Gunawan, dan Ahmad Basarah bersatu.  

Dia mengatakan, faksi-faksi tersebut cukup kuat dan dapat mengantarkan anak Megawati menjadi ketua umum PDIP.

"Kalau itu yang terjadi, regenerasi di PDIP tetap melanggengkan trah Soekarno. Semua ini akan mengentalkan predikat PDIP sebagai partai keluarga," pungkas Jamilludin.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co