GenPI.co - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai bahwa proyek penyelenggaraan Formula E yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan program mercusuar bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar bisa menjabat dua kali
Menurut Eko, Formula E direncanakan agar bisa seperti penyelenggaraan Asian Games 2018 oleh Presiden Joko Widodo yang berhasil mengantarkan mantan wali kota Solo itu memenangi Pilpres 2019.
BACA JUGA: Gerindra Kukuh Usung Prabowo, Survei IPI Dianggap Angin
“Sayangnya ada pandemi Covid-19, jadi programnya gagak, tapi sialnya, uangnya udah keluar duluan,” ungkapnya dalam diskusi daring di kanal YouTube CokroTV, Senin (23/3).
Eko mengatakan bahwa Formula E akan dilakukan di jalan-jalan utama ibu kota, karena Indonesia belum punya sirkuit.
“Hal itu tentu akan melibatkan emosi semua masyarakat Jakarta. Berhasil atau tidak, itu peserta akan dapat tepuk tangan, kan? Secara politik itu akan dikapitalisasi sebagai sebuah kekuatan politik,” katanya.
Menurutnya, kesalahan fatal dari proyek tersebut adalah pendanaan yang terus jalan, meskipun programnya mandeg.
“Dulu cuma sekitar Rp 500 miliar, sekarang sudah hampir Rp 1 triliun. Walaupun mereka berjanji Bank Garansi akan mengembalikan uangnya,” ujarnya.
Eko mengaku miris melihat jumlah budget total Formula E yang terbilang sangat besar dan tetap dikeluarkan di masa pandemi seperti saat ini.
“Tapi, juga keuntungan langsung dari Formula E hanya sekitar Rp 150 miliar. Sisanya, keuntungannya diukur dari dampak psikologis masyarakat Jakarta,” paparnya.
BACA JUGA: Elektabilitas Boleh Tinggi, Tapi Anies akan Loyo di 2024
Namun, ada dampak lain dari penyelenggaraan Formula E di Jakarta, yaitu matinya perekonomian akibat penutupan jalan selama acara berlangsung.
“Misalnya, kafe-kafe yang ada di jalanan yang dilalui oleh lintasan Formula E itu, kan, nggak ada yang bisa ke situ. Artinya, dalam satu hari itu, semua tempat usaha di daerah situ pasti rugi,” tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News