GenPI.co - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat belum bisa reda. Karma untuk SBY kembali diungkit. Isinya dirasa telak menusuk SBY.
Saat ini, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) memang belum mengesahkan pengurus Partai Demokrat.
BACA JUGA: Zodiak Paling Bahagia di Dunia, Karma Baiknya Bikin Tenang
Tapi jika nantinya Kemenkum HAM mengesahkan pengurus Partai Demokrat hasil KLB di Sibolangit, itu dinilai merupakan karma bagi keluarga Cikeas. Utamanya bagi SBY.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab buka-bukaan soal ini. Dia menyebut, karma itu selalu berlaku, terlebih dalam politik.
“Akumulasi kekecewaan kader Partai Demokrat yang kemudian melahirkan KLB adalah bentuk karma yang secara langsung dirasakan keluarga Cikeas,” ujar Fadhli Harahab.
Sebelumnya, Puisi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat tandingannya.
BACA JUGA: Hoki 3 Shio Full Banget, Rezekinya Mengalir Sampai Jauh
Puisi tandingan yang dibuat oleh Divisi Komunikasi Publik Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Bobby Triadi itu berjudul Renungan Karma Buat SBY.
Puisi Bobby itu diunggah di kanal YouTube KOMATKAMIT dan di komat-kamit.id.
BACA JUGA: Membaca Karakter Lewat Weton Tanggal Kelahiran, Ini Caranya
“Ku yakin inilah karma. Karma yang datang tak harus segera. Karma yang datang dengan kepastian. Satu yang harus kau lakukan untuk menyingkirkan karma, meminta maaf dan dimaafkan. datangi mereka-mereka yang kau sakiti dengan brutal,” demikian potongan puisi Bobby Triadi.
Sekarang, buah yang bernama karma itu mulai terlihat. Dulu banyak kader yang disebut merasa disingkirkan SBY. Ada juga yang merasa dihianati atau bahkan dijebloskan ke penjara.
Bagi mereka ini, Fadhli menduga konflik di tubuh Partai Demokrt ini adalah karma. Fadhli menambahkan, bisa disebut juga hukum sebab akibat sedang berlaku di Partai Demokrat.
BACA JUGA: Hari Ini, 4 Shio Istimewa Bakal Dikucurkan Hoki
Meski pun, kata dia, sebab tidak mesti melahirkan akibat yang bersifat pasti dan tunggal.
“Pengesahan KLB adalah karma yang dipelopori oleh kader-kader yang kecewa. Pengesahannya KLB adalah rangkaian dari kekecewaan itu,” katanya.
Dugaan lainnya, bisa saja setelah ini berlanjut ke ranah pengadilan atau bahkan muncul peristiwa lainnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News