Munarman All Out Bela AHY, Analisis Pakar Bikin Jantungan

27 Maret 2021 09:20

GenPI.co - Mantan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Munarman all out membela Partai Demokrat kubu AHY. Pakar pun mulai menganalisis ini. Hasilnya bisa bikin jantungan.

Ada tanda tanya besar yang terungkap. Mengapa Munarman sampai ngotot membela AHY? Ada apa di balik itu semua?

Banyak pihak menilai, Munarman tengah mencari dukungan untuk menghiduplan lagi FPI.

BACA JUGA: Minggu Penuh Tekanan, 4 Zodiak Gampang Stres

Hal itu pula yang menjadi topik acara Seruput Kopi pegiat sosial Eko Kuntadhi melalui Channel You Tube CokroTV, Jumat (26/3/2021). 

Pada acara itu, Eko menghadirkan dua narasumber. Pertama Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid.

Satunya lagi mantan Komandan NII dan pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan.

Edi menjelaskan, di tengah proses sidang Habib Rizieq Shihab, seolah-olah ada kebangkitan baru gerakan FPI.

BACA JUGA: Zodiak Serbabisa, Hidupnya Kreatif dan Bahagia

Menanggapi hal itu, Ahmad Nurwakhid pun setuju jika FPI dikategorikan sebagai organisasi radikal.

Hal ini sesuai dengan pengertian radikalisme yang merupakan suatu paham yang mengingingkan perubahan tatanan politik sosial yang sudah mapan dengan cara ekstrem atau kekerasan.

“Ideologi FPI sangat jelas. Bahkan Habib Rizieq jelas-jelas mendukung gerakan the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Selain itu, beberapa oknum FPI pernah ditangkap Densus 88 terkait kasus terorisme,” ucap Ahmad.

Ahmad kembali menerangkan, terorisme tidak bisa lepas dari radikalisme. Jika terorisme itu hilirnya, maka radikalisme itu merupakan hulunya.

Artinya, semua teroris itu berpaham radikal, tapi tidak semua radikalisme akan jadi teroris.

Di sisi lain, lanjut Ahmad, radikalisme itu muncul juga karena politisasi agama.

BACA JUGA: April dan Mei, 3 Zodiak Ini Bakal Banyak Uang

“Seperti FPI. Framing-nya adalah anti pemerintahan. Padahal ini adalah gerakan politik yang mem-framing agama, atau bisa dikatakan manipulator agama,” tambah Ahmad.

Selain politisasi agama, Ahmad juga menyampaikan, radikalisme dipicu sikap intoleransi, kemiskinan dan kebodohan.

Ada juga pemahaman agama yang tidak benar, ketidakadilan sosial, ketidakpuasan politik, hingga rasa benci dan dendam.

“Bahkan karakteristik kaum radikal terlihat dari sikap intoleransi, ekslusif, klaim kebenaran, merasa dizolimi, hingga playing victim,” ujar Ahmad.

Ahmad pun menilai, paham radikalisme menjadi musuh agama dan negara. Pada satu sisi, gerakan radikalisme merusak agama karena bertindak tidak sesuai dengan nilai-nilai beragama.

BACA JUGA: Shio Full Hoki, Hari ini Mereka Dapat Kemakmuran

Ken hampir seirama. Dia berpendapat, pernyataan Munarman yang akan membela Demokrat pimpinan AHY menjadi gerakan untuk mengeluarkan kekuatan.

“Karena pemerintahan sebelum Presiden Joko Widodo cenderung menerima FPI,” jelas Ken.

Ken juga menilai, pembubaran FPI secara organisasi tidak cukup. Apalagi dia melihat, ideologi FPI yang radikal masih bisa hidup di tengah-tengah masyarakat. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co