GenPI.co - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendadak menyoroti kecenderungan kader-kader Muhammadiyah yang mulai bersinggungan dengan politik, bahkan menjadi partisan.
Haedar menegaskan bahwa menjadi partisan politik sudah melenceng dari arah dan tujuan Muhammadiyah.
BACA JUGA: Analisis Tajam Muhammadiyah, Bom Gereja Makassar Karena Ini..
Oleh karena itu, pihaknya mendorong kader-kadernya yang ingin berpolitik melalui jalur parpol, bukan menggunakan Muhammadiyah.
“WhatsApp grup di Muhammadiyah itu paling banyak membicarakan dan merespons politik. Orang lain kalau melakukan penelitian bisa sampai kesimpulan ini organisasi politik,” ujar Haedar dalam keterangan tertulis Muhammadiyah, Senin (29/3).
Padahal, belum tentu pula orang-orang yang murni dari partai politik bisa sedahsyat dan sepanas ini dalam merespons isu-isu terkini.
BACA JUGA: Teriakan Keras Muhammadiyah, Jokowi Jangan Diam
Haedar mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Sebab, sering kali partisan tersebut menarik-narik Muhammadiyah untuk terlibat dalam agenda sesaat dan keluar dari watak dan sikap pakem.
“Aneh menurut saya. Bagaimana mungkin ormas yang sejak zaman Belanda sudah berdakwah, kini menjadi kaum reaktif konfrontatif kepada isu politik,” katanya.
Haedar lantas mengingatkan para kader untuk menaati pedoman keyakinan, tujuan, dan karakter Muhammadiyah.
Dengan demikian, konsep amar ma’ruf nahi munkar di Muhammadiyah tidak dipahami sesederhana pengertian tekstualnya.
Konsep tersebut harus berjalan di tengah unsur pencerahan, seperti bayani (dalil), burhani (ilmu), dan irfani (hikmah).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News