Kubu Moeldoko Bakal Bedol Desa, Ini Partai Incarannya

07 April 2021 06:15

GenPI.co - Kondisi kubu Moeldoko, pasca hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang ditolak pemerintah saat ini membuat kekuatannya mulai melemah.

Apalagi, salah satu kader Partai Demokrat kubu Moeldoko dengan lantang telah menyatakan pengunduran dirinya yaitu pengacara Razman Arif Nasution.

BACA JUGA: Hasil Poling Pengganti Moeldoko Bikin Kaget, Eks Kapolri Terpilih

Melihat hal tersebut, pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana menyebutkan, bahwa kubu Moeldoko kemungkinan akan bergabung dengan partai politik lain.

Menurut Harits Hijrah Wicaksana, bahwa terdapat dua pilihan yang bisa dilakukan kubu Moeldoko.

"Kami yakin kubu Moeldoko akan terjadi 'bedol desa' dengan bergabung ke partai politik lain," jelas Harits dikutip GenPI.co dari Antara.

Selain itu, apabila sumber daya modal yang dimilikinya cukup, bisa mendirikan partai politik baru.

BACA JUGA: Rocky Gerung Mendadak Bongkar Desain Tersembunyi Ali Ngabalin

Namun, Harits menjelaskan, pihaknya menganalisis secara logis dimungkinkan kubu Moeldoko itu bergabung dengan partai politik lain, selain Partai Demokrat.

Sedangkan, kader lainnya juga dimungkinkan ada yang kembali bergabung dengan Partai Demokrat.

Partai yang akan menjadi pilihan untuk bergabung nanti tentu sangat diuntungkan dengan bergabungnya kubu Moeldoko itu.

"Yang saya tahu contohnya anak mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo yang kini berkarier di Partai NasDem, dan mereka bisa saja bergabung," beber Harits.

Oleh sebab itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus mampu memainkan peran untuk rekonsiliasi, dengan merangkul kembali para pendiri Partai Demokrat dari kubu Moeldoko itu.

Mengingat di sana terdapat Max Sopacua, Jhoni Allen Marbun, dan Marzuki Alie sebagai orang tua dan memiliki pengalaman sejarah.

"Kami berharap AHY bisa memainkan peran untuk merangkul pendiri partai, agar kaderisasi politik berjalan untuk menaikkan elektabilitas pada Pemilu 2024, dan sebaliknya akan merugi jika tidak merangkul karena akan kehilangan separuh," kata Harits Hijrah Wicaksana.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co