AHY Bikin Lawan Makin Gemetar, Ajak Moeldoko Ngopi  

09 April 2021 08:15

GenPI.co - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko hujan cibiran karena masih memakai label Ketua Umum (Ketum) Demokrat.

Sejumlah politikus Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) heran melihat aksi Moeldoko tersebut.

BACA JUGA: Ahli Hukum Beber Fakta Mengejutkan, Munarman Eks FPI Jadi Target

Hal tersebut terjadi setelah Moeldoko menyampaikan duka cita atas terjadinya musibah bencana alam.

"Saya, Dr. Moeldoko, Ketua Umum DPP Partai Demokrat beserta keluarga besar Partai Demokrat di seluruh Tanah Air menyampaikan duka cita mendalam kepada saudara-saudara kami di NTT dan NTB yang ditimpa musibah bencana alam," kata Moeldoko dalam pesannya, Selasa (6/4).

"Marilah kita bahu membahu meringankan beban mereka yang ditimpa musibah ini. Partai Demokrat siap bahu-membahu bersama pemerintah dalam membantu korban bencana alam di NTT dan NTB," lanjutnya.

Merespons aksi Moeldoko tersebut, melalui akun Twitter @YanHarahap, Yan Harahap yang berada di barisan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) langsung merespons etika Moeldoko yang membawa label Ketum. 

BACA JUGA: Kubu Moeldoko Bongkar Skenario Maut AHY dan SBY: Minta Posisi...

"Putusnya urat malu, akibat halusinasi akut," tegas Yan Harahap dikutip GenPI.co, Selasa (6/4).

Sementara, politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik turut menyindir Moeldoko yang masih membawa embel-embel Ketum saat menyampaikan duka cita untuk bencana NTT dan NTB.

"Semoga keprihatinannya tak sepalsu statusnya," kata Rachland Nashidik di akun Twitter miliknya @RachlanNashidik, Selasa (6/4).

Cibiran kepada Moeldoko mengalir deras, sebab sebelumnya pemerintah dengan tegas menolak permohonan pengesahan kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko yang dibentuk saat Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mempersilakan jika Moeldoko ingin bertemu. 

AHY mengaku tak keberatan apabila Moeldoko ingin mengetahui lebih banyak tentang partai yang ia pimpin itu. 

"Saya dari awal mengatakan, kalau Pak Moeldoko ingin tahu lebih banyak tentang Partai Demokrat boleh kita ngopi-ngopi," tegas AHY dalam acara diskusi, Rabu (7/4).

AHY pun berharap dalam pertemuan itu nantinya Moeldoko tidak membahas soal kongres luar biasa (KLB) maupun upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat. 

"Artinya ngopi-ngopi yang benar, jangan ngomongin KLB, jangan ngomongin perampasan partai politik," tegas AHY. 

Dalam kesempatan itu, AHY menanggapi tudingan Moeldoko soal pergeseran ideologi di Partai Demokrat. AHY menilai tudingan itu sebagai pernyataan politik yang frustasi. 

"Karena kebingungan, mencari alasan pembenaran bagi dirinya untuk mengambil alih, merampok, merampas kedaulatan Partai Demokrat," ungkap AHY. 

AHY juga menyoroti alasan Moeldoko terlibat dalam upaya pengambilalihan Demokrat yang berubah-ubah. AHY menyebut narasi yang dilontarkan Moeldoko tidak didasarkan pada nalar. 

"Karena sejak awal bergeser-geser narasinya. Sangat sulit dinalar, jadi di luar akal sehat dan mudah dipatahkan," pungkas AHY.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co