GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) tak seharusnya dileburkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pasalnya, kedua lembaga itu bisa saja menjalankan fungsinya masing-masing tanpa harus berada dalam satu lembaga.
BACA JUGA: Bambang Brodjonegoro Lanjut, Nadiem Makarim Out
“Dua lembaga itu sebenarnya bisa saja tukar tambah hasil atau saling kirim laporan. Jadi, ajaib saja sebab peleburan itu terkesan dipaksakan,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (11/4).
Rocky mengatakan bahwa peleburan kedua lembaga itu seolah-olah merupakan sebuah cara untuk mengganti posisi Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.
“Jadi seolah-olah ada kebutuhan mendesak untuk melakukan reorganisasi terkait riset dan penelitian di Indonesia,” katanya.
Akademisi itu menegaskan bahwa riset dan penelitian bisa dilakukan tanpa memerlukan peran negara.
“Riset itu adanya di universitas. Lembaga riset negara itu cuma kasih payung saja, kasih arah risetnya. Arah riset itu juga harus secara metodologi, ya, bukan arah ideologi,” tegasnya.
Oleh karena itu, Rocky mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mencari-cari isu saja dengan melakukan peleburan tersebut.
“Bilang saja langsung kalau Nadiem memang tak diperlukan, sudah ganti saja. Cuma, mungkin enggak enak, jadi akhirnya dilebur. Akhirnya, enggak mungkin ada dua menteri di situ, kan,” ungkapnya.
Filsuf itu menuturkan bahwa tak mungkin riset dicampur dengan urusan ideologi. Sebab, riset itu berurusan hanya dengan metodologi saja.
BACA JUGA: Analisis Pengamat Top Beberkan Pengganti Nadiem Makarim
“Jadi, tidak boleh orang yang berada dalam dunia ideologi bisa melindungi dan mengarahkan metodologi riset. Itu seperti menyambung besi dengan lilin,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News