Laskar Bombastik, Suporter Fanatik Juga Beriman

14 September 2021 20:50

GenPI.co - Laskar Bombastik merupakan suporter sepak bola dari Persibas Banyumas. Salah satu tim lokal dari Jawa Tengah itu rupanya punya pendukung fanatik yang telah berdiri sejak 2010.

Ketua Laskar Bombastik Galih Adista mengatakan, Bombastik didirikan pada 28 Mei 2010. Saat itu beberapa founder, seperti Yan Indra, Topan Julaida, Rizka Dwi, Bachtiar Aziz, dan beberapa lainnya berkumpul.

Mereka ingin mendukung klub sepak bola tanah kelahirannya, Persibas Banyumas. Namun, saat itu belum ada suporter yang muncul.

BACA JUGA:  Ayu Ting Ting Tebar Ancaman, Bakal Seret Pelaku ke Penjara

Meski sempat muncul nama Laskar Bawor sebagai pendukung Persibas, saat itu jejaknya sulit dilacak.

“Lewat mana akses menghubunginya itu enggak dapat. Akhirnya, mereka kembali berkumpul dan memutuskan membuat Laskar Bombastik,” kata Galih kepada GenPI.co, Selasa (14/9).

BACA JUGA:  Mantan Gubernur DKI Semprot Gibran Rakabuming

Galih mengatakan, anggota Laskar Bombastik ini cukup banyak. Jika di dalam stadion, mungkin bisa sampai 1.000 orang.

Namun, secara resmi pihaknya belum memiliki angka pasti. Sebab, proses pembuatan kartu tanda anggota masih sedang dilakukan pendataan lagi.

BACA JUGA:  Harga Motor di Komunitas Kawasaki Superider Big Bike, Bikin Wow

“Kami ingin mengenalkan kembali bahwa di sini (Banyumas) ada suatu wadah suporter tim lokal, sehingga banyak yang tertarik dan bergabung, khususnya warga Banyumas,” katanya.

Galih mengatakan, Bombastik bukan hanya ada di Banyumas dan sekitarnya saja. Sebab, beberapa temannya ada yang merantau dan akhirnya membentuk korwil di sana.

Korwil Bombastik pun sudah tersebar di berbagai daerah, seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Purbalingga, dan banyak lagi.

Galih ingin mengubah citra sejumlah suporter sepak bola yang kurang baik menjadi lebih bermartabat. Semboyannya suporter fanatik juga beriman menjadi dasarnya.

Meski saat ini kegiatan sepak bola masih diadakan tanpa penonton, silaturahmi antar suporter masih terus berjalan.

“Ada mabes yang jadi tempat nongkrong, kemudian itu gabung juga dengan angkringan dan store, jadi lebih enak buat ngobrol-ngobrol,” katanya.

Angkringan yang dimaksud ialah milih Bombastik sendiri. Usaha itu merupakan wujud bersama menyejahterakan sesama, yakni dari Bombastik untuk Bombastik.

“Itu, dikelola sendiri, biar anak-anak lebih merasa memiliki warungnya. Sempat ada yang nawar kerja sama juga, tetapi belum mau. Untuk menu seperti angkringan pada umumnya, ya,” katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co