TROI 2019, Warga Lengkong Wonosobo Lebih Siap

29 Juni 2019 12:52

GenPI.co -  Hari Jumat, (28/06) menjadi momen pembukaan Even Kejuaraan Nasional Paralayang Trip Of Indonesia atau Troi 2019. Kejuarnas itu berlangsung  di bukit Kekeb desa Lengkong kecamatan Garung.  Sebelum mejajal medan, para atlet terlebih dahulu mengikuti  seremonial pembukaan berupa pesta makanan lokal tenong. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan, dibandingkan tahun lalu kesiapan warga untuk event TROI 2019 semakin baik. Demikian pula semangat panitia serta warga lokal Lengkong semakin bagus.

“Terbukti dengan jumlah peserta hingga 300 atlet sedangkan sebenarnya kuota awalnya hanya 200 atlet. Kami mencoba mengemas ini tak hanya event olahraga tapi dengan berbagai even pendukung mulai dari atraksi budaya baik kuliner hingga adat lokal. Beberapa peserta ada yang dari luar negeri seperti Korea, Turki, dan Eropa,” ucapnya.

Baca juga:

Rally Fun dan Time, Promosi Pramwisata Jateng via Sport Tourism 

Dishut Babel Akan Bangun Geopark di Bukit Penyabung 

Kejurnas Paralayang Trip Of Indonesia (TROI) 2019. (Foto: Foto : Dedek Diansyah)

Ditambahkan Andang, persiapan matang masyarakat antara lain ditandai dengan  homestay yang kini mulai bertambah dan semakin baik pelayanannya. Selain homestay dan   hotel, transportasi dan layanan kuliner juga menjadi poin penting.

Ketua panitia Troi 2019,  Nur Cholis  mengatakan, kejurnas  dibuka mulai sekitar pukul 09.15 WIB pagi dan untuk perlombaan pertama dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Adanya pembagian jadwal terbang karena diikuti banyak peserta nasional maupun internasional.

“Aturan kejuaraan harus sesuai dengan standar di olahraga paralayang. Kami mulai jam 8 pagi dan kita close window jam  5 sore begitu hingga hari Minggu esok dan mungkin selesai sekitar pukul 13.00. Hal itu untuk alasan keamanan dan untuk skoring juga,” ungkap ungkap Nur Cholis.

Aturan itu bisa memungkinkan setidaknya 1 orang atlet akan terbang dua kali dalam sehari dan maksimal 6 kali. Atau setidaknya dua kali itu adalah angka minimal selama tiga hari kompetisi mengingat skor berasal dari akumulasi poin.

“Dari Wonosobo ada 5 atlet penerbang yang masih kategori pemula dan jadi ajang sparing partner sehingga tahun depan mereka siap berlaga di lomba-lomba paralayang. Tahun ini memang belum targetkan prestasi dan menambah pengalaman mereka. apalagi di even-even lain lawannya juga dari berbagai daerah bahkan nasional, utamanya untuk latih mental dan skill,” imbuh Nur CHolis  yang juga kerap menang di berbagai perlombaan itu.

Para atlet asal Wonosobo bahkan ada yang masih SMP dan SMA, rata-rata 16 tahun hingga 20 tahun. Bagi para penonton, ada juga Lomba Photo and Vlog Competition Paragliding Trip Of Indonesia Series 2 Wonosobo yang bisa dipantau di akun Instagram.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co