GenPI.co - Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti berbicara jujur mengenai regenerasi talenta tunggal putri yang ketinggalan dari sektor putra.
Seperti diketahui, berdasarkan sejarah, Indonesia merupakan salah satu negara dengan segudang prestasi menonjol di cabang olahraga bulu tangkis.
Hingga kini, Indonesia masih menjadi rival yang ditakuti di dunia, tetapi sayangnya tidak berlaku untuk sektor tunggal putri.
Di sektor tunggal putri, Indonesia belum bisa berbicara banyak saat tampil di multievent olahraga internasional, termasuk SEA Games dan Asian Games apalagi Olimpiade.
Raihan medali emas tunggal putri Indonesia di SEA Games terakhir kali diperoleh Bellaetrix Manuputty yang mengalahkan wakil Thailand, Busanan Ongbamrungphan di final edisi 2013.
Sedangkan medali emas Asian Games sektor tunggal putri, terakhir kali didapatkan Indonesia melalui Minarni pada 1962.
Melihat kondisi tersebut, Susy Susanti pun menilai Indonesia tidak memiliki banyak regenerasi talenta putri sehingga belum bisa mencapat prestasi yang diinginkan.
"Kami tidak punya banyak talenta (putri) yang muncul, tidak seperti sektor putra. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra," ujar Susy Susanti dilansir dari laman resmi Komite Olimpiade Indonesia pada Minggu (24/4).
"Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kami masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," tambahnya lagi.
Kendati demikian, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu mengaku yakni Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah menyiapkan program pembinaan untuk melahirkan atlet berprestasi.
"Saya percaya bahwa pembinaan, program PBSI sudah dipersiapkan untuk semua sektor, tidak hanya putri, dan memang butuh kerja keras untuk menelurkan bibit-bibit unggul untuk menciptakan prestasi baru," ujar Susi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News