GenPI.co - Kontingen Indonesia kesulitan dalam mencari makanan halal di Vietnam saat bertanding dalam pesta olahraga sesama negara Asia Tenggara, SEA Games ke-31.
Hal itu diungkapkan oleh Manajer tim kickboxing Indonesia Neneng Nurosi Nurasjati.
Dia mengaku harus ekstra selektif memilih agar tidak memakan makanan non-halal.
Sebab, di hotel tempat dia tinggal tidak membedakan mana makanan halal dan yang tidak.
"Baru dua hari lalu ada space untuk muslim, tapi itu pun hanya sedikit, dan seperti tidak ada pilihan," ujar Rossi, dikutip dari Antara, Sabtu (14/5/2022).
Menurutnya, hal itu berbeda dari kondisi saat SEA Games Filipina 2019, di mana pihak hotel sudah membedakan area wilayah makanan yang dapat dimakan oleh muslim dan non-muslim.
"Saya sudah menyampaikan kepada LO, LO kan menyampaikan kepada Organizing Committee di sini. Organizing Committee kan pastinya langsung ke hotel, cuman saya tidak tahu kalau di hotel kok bisa lambat," kata perempuan berhijab tersebut.
Rossi bersama tim yang muslim -- tiga atlet dan satu pelatih -- akhirnya memilih makanan yang sudah pasti halal, seperti salad dan buah, juga telor rebus sebagai sumber protein.
"Saya juga selektif buat yang digoreng-goreng, masih tanya ini pakai minyak babi atau enggak. Tapi kebetulan saya juga bawa makanan dari Indonesia, bawa abon, itu saja," terang dia.
Dia menambahkan meski dengan kondisi keterbatasan makanan halal, tidak mengganggu performa tim nasional kickboxing, yang baru saja menuntaskan pertandingan cabang olahraga dengan dua emas, satu perak dan satu perunggu.
"Sama sekali tidak mengganggu, kebetulan yang nasrani juga banyak. Selain itu, mereka juga tidak bisa banyak makan karena kondisi setiap hari itu harus timbang berat badan," ungkap Rossi.
Selain iu, kondisi yang sama juga dirasakan timnas futsal.
Wakil dari Federasi Futsal Indonesia Iin Nurindra mengaku telah meminta kepada penyelenggara untuk menyediakan makanan halal.
Di hotel tempatnya tinggal, di provinsi Ha Nam, sekitar satu jam dari pusat kota Hanoi, semua makanan digabung di satu meja buffet.
"Malaysia komplain, besoknya dipisah, sehari masih ada meja terpisah walaupun menunya jadi minoritas, misalnya cuman bakmi goreng, nasi sama ayam goreng," jelas Iin.
Iin juga menyampaikan kondisi tersebut tidak memengaruhi para atlet yang bertanding.
"Karena kami masih punya pertandingan yang harus dipikirkan," tutur dia.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News