Pengamat Ungkap Kerugian Jika Indonesia Pindah ke EAFF

23 Juli 2022 14:40

GenPI.co - Ada kerugian yang bisa diderita jika Indonesia pindah ke EAFF atau Federasi Sepak Bola Asia Timur dari Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF).

Hal itu diungkapkan pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali.

Sebagaimana diketahui, setelah gelaran Piala AFF U-19 2022, wacana santer terdengar. 

BACA JUGA:  Beredar Isu Indonesia Resmi Keluar AFF ke EAFF, Ternyata Hoaks

Apalagi muncul  pengakuan dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak EAFF.

Meskipun demikian, menurut Akmal, pindah federasi itu bukan suatu hal yang mudah walaupun ada lima negara yang melakukannya, yakni Kazakhstan (AFC-UEFA), Taiwan (OFC-AFC), Israel (AFC-UEFA), Selandia Baru (AFC-OFC), dan Australia (OFC-AFF).

BACA JUGA:  Ingin Bergabung ke EAFF, Indonesia Diremehkan Pengamat Vietnam

“Akan tetapi, mereka pindah dengan alasan yang kuat. Mulai dari persoalan politik dan kedekatan geografis dengan proses yang panjang,” tutur Akmal saat dihubungi GenPI.co, Jumat (22/7).

Mantan CEO Tangerang Wolves itu mengatakan kepindahan Indonesia dari AFF ke EAFF tidak akan pernah terwujud karena dua faktor yang sudah disebutkan di atas.

BACA JUGA:  Pengamat Vietnam Kritik Keras Wacana Timnas Indonesia Gabung EAFF

Dia juga mengatakan PSSI harus bisa menganalisa dengan cermat keinginan netizen, bukan justru mengikuti arus.

“Pindah dari AFF ke EAFF akan menjadi kerugian besar. Di EAFF sangat jarang digelar turnamen usia muda, sedangkan di AFF sangat lengkap. Ada U-16, U-19, U-21, U-23, dan senior,” jelasnya.

Akmal menggunakan Australia sebagai contoh bahwa mereka saja lebih memilih AFF yang lebih kuat dan kompetitif.

Menurutnya, tuntutan keluar dari AFF merupakan sebuah gambaran kebiasaan publik yang sering reaktif dalam menyikapi suatu masalah tanpa mempertimbangkan segala aspek secara komprehensif.

“Yuk, berpikir logis, bijaksana, dan obyektif. PSSI, sudah cukup guyonnya!,” tegas Akmal.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co