Lupakanlah Harry Maguire, MU Hanya Butuh Nemanja Vidic

13 Maret 2021 18:30

GenPI.co - Banyak pencinta sepak bola mengernyitkan dahi ketika Manchester United membeli Harry Maguire dari Leicester City pada 2019.

Sebab, MU harus merogoh kocek hingga 80 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk membajak Maguire.

BACA JUGA: Bursa Transfer: Striker Juventus ke Real Madrid, Barcelona Gila

Nominal yang dikeluarkan MU membuat Maguire menjadi bek termahal di dunia.

Dia mengalahkan Virgil Van Dijk yang ditebus Liverpool dari Southampton dengan banderol 75 juta poundsterling pada Januari 2018.

Sepadankah uang yang dikeluarkan MU dengan kualitas pada diri Maguire? Tengok saja betapa tidak konsistennya MU.

Maguire pun sering menjadi bulan-bulanan karena dianggap gagal menampilkan performa terbaik selayaknya banderolnya.

Dia kerap off position. So, tidak mengherankan para penggemar MU merindukan sosok tangguh di lini belakang, seperti Nemanja Vidic.

Jangan membayangkan MU mendatangkan bek asal Serbia itu dengan banderol gila-gilaan.

MU hanya menebus Vidic dari Spartac Moscow dengan banderol tujuh juta poundsterling pada 25 Desember 2005. Angka itu sebelas kali lebih kecil dibandingkan banderol Maguire.

Namun, jangan meremehkan sumbangsih Vidic untuk MU. Selama delapan tahun membela MU, Vidic memberikan 15 trofi, termasuk Liga Champions 2007-2008.

Vidic pun mendapatkan penghargaan individu berupa Sir Matt Busby Player of The Year pada 2008.

Duetnya bersama Rio Ferdinand menjadi jaminan keamanan bagi lini belakang MU.

Namun, gaya bermain Vidic berbeda dengan Ferdinand. Vidic benar-benar berfokus mengawal lini belakang.

Berdasarkan catatan Opta, selama membela MU, Vidic membukukan akurasi umpan sebesar 83,4 persen, 11,7 persen clearances, dan rata-rata memenangi duel udara sebanyak 4,8.

Salah satu hal yang dipuji dari Vidic ialah keberaniannya. Dia tidak segan berdarah-darah hanya demi mengamankan lini belakang MU.

Laga MU versus Chelsea di Stamford Bridge pada 26 April 2008 menjadi bukti kegagahan Vidic.

Saat itu dia kehilangan satu gigi setelah mulutnya dihajar lutut penyerang Chelsea Didier Drogba.

Vidic juga berdarah-darah dalam laga MU kontra Southampton di St Mary's Stadium pada 11 Mei 2004.

Kala itu wajahnya disikut penyerang Southampton Ricky Lambert. Darah langsung mengucur dari wajah Vidic.

“Saya pribadi yang agresif di lapangan, tetapi saya selalu berusaha memenangi bola. Mungkin itulah kenapa saya terluka,” kata Vidic kepada Mirror.

Sifat pemberani yang melekat pada diri Vidic tidak terlepas dari masa kecilnya yang cukup suram.

Saat kecil, Vidic akrab dengan bom maupun desingan peluru akibat perang yang terjadi mulai 1991 hingga 1999.

Selain kenangan masa kecil yang cukup buram, Vidic juga sempat mengalami trauma saat dirinya berbaju Red Star Belgrade.

Pada 2001, Vidic kehilangan sahabatnya, Vladamir Dimitrijevic, yang meninggal akibat serangan jantung saat berlatih.

Vidic terpuruk. Dia bahkan dikabarkan ingin berhenti bermain sepak bola. Namun, Zoran Filipovic yang saat itu menjadi pelatih Red Star Belgrade turun tangan dengan memberikan perhatian besar kepada Vidic.

Berbagai pengalaman buruk itulah yang disebut-sebut membentuk Vidic menjadi pribadi luar biasa.

BACA JUGAKisah Mike Tyson Hipnotis Model Seksi untuk Memuaskan Nafsunya

Mantan kiper MU Ben Foster menyebut Vidic sebagai sosok yang menakutkan. Foster bahkan enggan tergabung dalam satu tim yang sama dengan Vidic saat latihan.

"Pada saat latihan, saya harus jujur, dia adalah pria yang menakutkan. Dia benar-benar mengerikan," kata Foster kepada Mirror. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co