Zinedine Zidane, Penyihir Seutuhnya, Merdeka Sepenuhnya

07 April 2021 18:30

GenPI.co - Menjadi penyihir sekaligus manusia merdeka dalam satu waktu yang bersamaan mungkin hanya bisa dilakukan satu dari sejuta orang di dunia.

Zinedine Zidane masuk daftar itu. Sebagai penyihir, Zidane memiliki magis yang maut.

BACA JUGA: Link Live Streaming Man City vs Borussia Dortmund: Pentas Haaland

Kaki-kakinya ibarat tongkat penyihir yang bisa memunculkan berbagai trik di luar nalar.

Otaknya laksana kotak dalam pertunjukan sulap yang bisa menghadirkan berbagai keajaiban.

Tidak percaya? Silakan mencari di YouTube untuk melihat aksi Zidane yang luar biasa. Cari juga kata Zidane roulette.

Awas. Jangan menganga. Zidane bisa meliuk-liuk dengan indah dan membuat lawan seolah berubah menjadi pemain amatir.

Sebagai penyihir, Zidane berhasil mendapatkan apa pun yang diinginkan pesepak bola dunia.

Trofi Scudetto 1996/1997 dan 1997/1998, Piala Dunia 1998, Piala Eropa 2000, Liga Champions 2001/2002, dan Piala Super Eropa 2002 ada di lemarinya.

Trofi Pemain Terbaik Dunia 1998, 2000, dan 2003 pun kini bersemayam dengan rapi di rumahnya.

“Zidane adalah master di sepak bola,” kata legenda Brasil Pele sebagaimana dikutip Independent.

Para penyihir dunia, seperti Mesut Ozil pun menjadikan Zidane sebagai idola.

“Dia adalah pemain yang paling lengkap. Teknik, tendangan, tandukan, pembacaan laga, dan kepemimpinannya luar biasa,” kata Ozil sebagaimana dilansir Triball Football.

Sihir Zidane ternyata berlanjut ke luar lapangan. Setelah ditunjuk sebagai pelatih tim senior Madrid, Zidane langsung unjuk gigi.

Dia memberikan trofi La Lliga 2016/2017 dan 2019/2020, Piala Super Spanyol 2017, 2019/2020, Liga Champions 2015/2016, 2016/2017, dan 2017/2018, Piala Super Eropa 2016 dan 2017, serta Piala Dunia Antarklub 2016 dan 2017.

Sebagai manusia merdeka, Zidane selalu berpegang teguh pada pendiriannya.

Tengok saja ketika dia menjadi pelatih. Dia bisa menendang pemain yang dianggap sebagai racun.

Gareth Bale, contohnya. Zidane sering memarkir Bale sebelum mantan pemain termahal dunia itu dibuang ke Tottenham Hotspur.

Salah satu elemen di internal Madrid yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Zidane piawai membuat suasana di tim menjadi tenang.

“Dia bukan pelatih yang memperlakukan pemain dengan brutal. Zidane selalu mendengarkan pemain,” ujar dia kepada The Athletics.

Sebagai manusia merdeka, Zidane akan melakukan apa pun yang diyakininya benar.

Mau bukti? Mari kita kembali ke final Piala Dunia 2006. Saat itu Zidane dengan galak menanduk dada bek Italia Marco Materazzi.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti alasan Zidane menanduk bek Inter Milan itu.

Yang pasti ulah Zidane menjadi salah satu penyebab Prancis dikalahkan Italia melalui drama adu penalti.

BACA JUGALink Live Streaming Real Madrid vs Liverpool: Perang Final Dini

Materazzi akhirnya blak-blakan tentang kata-katanya yang ditujukan kepada Zidane.

“Saya menggunakan kata-kata kotor,” kata Materazzi kepada L'Equipe. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co