GenPI.co - Assalamualaikum, perkenalkan namaku Christian Pratama, wong Jowo asli. Dari kecil aku sudah mengikuti praktik salat, tepatnya saat SD.
Terlebih, di sekitarku termasuk keluarga banyak yang muslim. Itu salah satu alasanku mualaf.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Lingkungan Majemuk, Aku Berlabuh di Pelukan Islam
Temanku juga sering mengajakku untuk ikut ke masjid, dan menjadi remaja yang aktif di sana. Aku pun mengikuti ibadah puasa meski tidak tahu maknanya.
Alhamdulillah, akhirnya aku mengucapkan dua kalimat syahadat. Jujur, perasaan ini sungguh campur aduk luar biasa bahagianya.
Entah mengapa, aku merasa hatiku terasa tenang dan seperti bayi yang baru lahir. Aku tidak lebay, tetapi ini adalah ungkapan hatiku yang sejujurnya.
Puasa pertama saat itu aku merasa sangat berat. Biasanya, saat kecil aku hanya mengikuti teman-teman untuk sahur dan puasa.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Gue Makin Semangat Belajar Islam Sejak Kuliah
Namun, teman-teman tidak tahu setelah di rumah aku segera makan. Jadi, sebulan berpuasa saa itu rasanya tak sanggup.
Aku pun beberapa kali batal puasa lantaran melihat pempek makanan favoritku disajikan ibu. Sungguh nafsu yang tidak bisa ditahan menurutku.
Setelah memutuskan menjadi mualaf, alhamdulillah keluarga semua baik. Mereka justru mendukungku bukan malah membuatku khawatir.
BACA JUGA: Anak Camelia Malik Ganteng Banget, Intip Deretan Potretnya
Karenanya, aku bahagia dengan hidupku sekarang. Aku merasa hari-hariku banyak perubahan ke arah yang lebih baik.
Aku masih sangat berharap untuk bisa khatam Al-Qur'an dan makin mencintai Allah SWT. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News