GenPI.co - Kehidupan terus berjalan, kini Muhammad Nurhayani menjadi CEO Djoeragan Donat.
Gerainya ada di Kyai Legi KM 0,3 Siyono Wetan Logandeng Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Padahal, Pak Nur pernah mencari rezeki dengan menawarkan jasa ojek payung di Universitas Pancasila.
“Waktu kecil di Jakarta. Rumah depan Universitas Pancasila. Saat ujan, saya sering ojek payung di Universitas Pancasila,” kata Nurhayani dilansir dari YouTube Punca Media, 13 November 2020.
Dia juga pernah berjualan di stasiun. Lalu saat kuliah menambah uang saku dengan berjualan donat yang dititipkan di tempat indekos pria.
Donat dibelinya di pasar seharga Rp 400, dan laku dijual Rp 1.000 per satuannya.
Selain menambah uang saku, dia juga pengin memiliki motor.
“Dari situ tertarik jualan donat,” ucapnya.
Betul saja, impiannya memiliki motor bisa terwujud setelah menjalankan bisnis donat.
“(Bahkan) sampai bisa bangun rumah, bisa beli mobil,” ujar Nurhayani.
Nurhayani menikah pada 2004, kemudian dia merintis usaha donat di wilayah Gunung Kidul dengan menitipkan donat buatannya ke warung-warung seharga Rp 500 mulai tahun 2005.
Namun sekian lama, retur donat juga dalam kondisi rusak cukup banyak.
Dia akhirnya menghentikan bisnisnya tersebut pada 2008.
Pada tahun 2012, Nurhayani baru kembali memulai bisnis donatnya, dengan merek Djoeragan Donat.
“Awalnya buka gerobak di depan Indomaret. Lima gerobak,” katanya.
Kemudian ditambah satu lagi menjadi enam, kali ini di depan rumahnya.
Usaha berjalan lancar. Gerobak di rumahnya berubah menjadi gerai donat yang nyaman hingga kini.
“Donat diminati semua kalangan, dan tak kenal musim,” ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News