GenPI.co - Setiap wilayah punya kuliner lokal yang menjadi daya tarik, seperti di Suralaya, Cilegon, Banten ada sambel kreteg.
Namun, sambal itu beberapa waktu sempat sulit ditemukan di daerah tersebut.
Namun, berkat kegigihan Suralaya PGU-Program Omah Kreteg Anggana Yuliana Agustina membuat olahan itu kembali populer.
Anggana melihat sebuah persoalan bahwa ada 1.102 pekerja tidak tetap, 2.053 jiwa miskin, dan 3.094 IRT tidak berpenghasilan.
Untuk itu, dia yang merupakan sosok binaan dari Indonesia Power (IP) menggerakan UMKM olahan lokal itu dengan nama Omah Kreteg Anggana.
Oleh dikarenakan, ada potensi cabai rawit yang menjadi komoditas Kecamatan Pulomerak sebesar 384 kwintal per tahun dan pengembangan UMKM sambel kreteg melalui pemberdayaan perempuan.
"Tujuannya mengangkat makanan khas lokal yang sempat hilang, menanggulangi kemiskinan, dan meningkatkan taraf kesejahteraan," katanya.
UMKM Omah Kreteg Anggana juga telah melakukan inovasi produk dan penerapan prinsip zero waste.
Limbah-limbah pengolahan dimanfaatkan untuk membuat antiseptik dan aneka keripik yang punya nilai jual.
Sementara itu, untuk produksi juga menggunakan mesin terbarukan untuk menekan waktu kerja. Mesin itu adalah mesin ekstrak elektrik dan mesin spinner elektrik.
UMKM itu sangat bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Pasalnya, bisa menjadi pelestarian dan budidaya cabai rawit dengan model tumpangsari sebanyak 9.800 pohon.
Manfaat untuk ekonomi, membuat adanya peningkatan pendapatan anggota dari Rp 400.000 per bulan menjadi Rp 500.000 per bulan, efektifitas dan efisiensi produksi, dan pemasaran melalui e-commerce.
"Manfaat sosial, peningkatan kapasitas 11 anggota kelompok dalam pengembangan ekonomi produktif yang zero waste," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News