GenPI.co - Saya baru saja putus cinta beberapa pekan terakhir. Rasanya memang sungguh sakit, tetapi saya ingin keluar dari perasaan tersebut.
Namun, saya cukup sering memikirkan mantan, yang mana telah menemani hampir tiga tahun itu.
Alasan kami berpisah juga didasari karena saling setuju, sehingga tidak ada perasaan bersalah apa pun.
Lantas, apa yang harus saya lakukan usai putus cinta? Bagaimana cara terbaik untuk move on?
(Gina, 23 tahun, Jakarta)
Jawaban dari psikolog remaja, Afitya Putri
Putus cinta memang salah satu masalah yang bisa bikin mental hancur. Jika berada dalam situasi itu, jangan sampai kamu merasa terus menerus hancur.
Ada hal yang bisa kamu lakukan ketika hancur ketika putus cinta, yakni melawannya. Tidak ada salahnya bagi kamu untuk cerita kepada orang lain tentang sakitnya putus cinta.
Jadi, jangan malu untuk cerita kepada orang yang benar-benar kamu percaya. Kamu juga bisa memastikan orang tersebut tidak mengecewakan.
Selain itu, kamu harus memahami bahwa cepat atau lambatnya memikirkan putus cinta, itu semua ialah proses.
Dengan menekankan proses yang ada, kamu bisa lebih fokus ke hal lain ketika sedang putus cinta, seperti bermain game, jalan-jalan, kumpul dengan sahabat, atau mencari kesibukan lain.
Kesimpulannya, putus cinta merupakan hal yang wajar terjadi bagi setiap pasangan yang menjalani hubungan.
Akan tetapi, putus cinta bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kehidupan baru yang harus dijalani.
Oleh karena itu, jangan lama-lama bersedih ketika putus cinta karena kalian bisa melakukan banyak hal ketika melihat kondisi itu sebagai bagian dari kehidupan.
Sebab, kebahagian seseorang bisa terjadi ketika usai menjalin cinta, artinya tidak ada yang tahu bahwa ada orang lain bisa membahagiakanmu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News