GenPI.co - Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan menyatakan data masyarakat yang ada di dalam sistem Electronic Health Alert Card (eHAC) masih tersimpan dengan baik.
Hal tersebut dikatakannya menangapi iso dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna aplikasi eHAC.
"Apa yang kita alami ini bukan terkait kebocoran data, ini adalah bagian dari proses. Kalau di keamanan siber kita kenal sebagai threat information sharing," katanya, Rabu (1/9).
Anton mengungkapkan hal itu adalah pertukaran informasi di antara pihak-pihak yang punya izin terhadap keamanan siber.
Pihaknya mendapatkan informasi kerentanan dari VPN Mentor yang kemudian diverifikasi dan ditindaklanjuti.
"Data-data yang ada masih tetap tersimpan baik, informasi ini bagian dari mitigasi risiko untuk melakukan langkah pencegahan," tuturnya.
Anton mengatakan ditemukan celah dalam sistem di mana muncul potensi kebocoran data, namun celah itu telah ditutup.
Kementerian Kesehatan hingga kini menyatakan belum ditemukan indikasi ke arah kebocoran data.
Anton mengatakan secara teknis kerentanan yang ditemukan disebut sebagai sensitive data exposure.
Kerentanan menyasar kepada port tertentu yang diibaratkan seperti pintu dalam sistem elektronik.
Port tersebut yang memiliki kerentanan. Seharusnya, data dalam port tidak bisa dimasuki pihak yang tidak berwenang.
Anton mengatakan perbaikan sudah dilakukan agar port ditutup dan aksesnya terkendali. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News