Menu Buka Puasa, Ragit Paling Diburu Warga Palembang

11 Mei 2019 16:17

GenPI.co— Kota Palembang memiliki berbagai kuliner khas yang lezat, namun ragit salah satu kudapan yang paling banyak diburu warga saat berbuka puasa

Ragit merupakan penganan sejenis roti. Kudapan ini terbuat dari tepung terigu yang dimakan dengan kuah kari ayam maupun sapi.

Kuliner khas Palembang ini  kerap dijadikan menu utama saat berbuka puasa karena rasanya yang gurih, pedas dan agak sedikit asam.

Salah seorang pembuat ragit di kawasan Sematang Borang Palembang, Ika Wahyuni, mengatakan bahwa ragit diburu bukan hanya sebab kelezatannya, tapi juga karena kuliner tersebut sudah jarang ditemui selain pada bulan Ramadhan.

"Jika bukan bulan Ramadhan biasanya akan kesulitan mendapatkan ragit. Jadi saat bulan puasa saya membuat lebih banyak ragit untuk dijual," ujar Ika.

Baca juga:

Belajar Bikin Nastar untuk Lebaran, Yuk! Ini Resepnya

Kue Jongkong, Kuliner Dinanti Saat Bulan Ramadhan

Ika yang sehari-hari menjual berbagai kuliner khas Palembang mengaku, dapat membuat 150 porsi ragit setiap hari untuk memenuhi pesanan warga sebagai menu berbuka.

Membuat ragit tidaklah sulit, kata dia, bahan-bahan dasarnya dibagi menjadi dua, yakni bahan dasar adonan ragit dan bahan kuah kari.

Bahan pembuatan ragit berupa 150 gram tepung terigu, 400 ml air, tiga butir telur, dan setengah sendok teh garam, campurkan semuanya menjadi satu lalu aduk di dalam baskom kecil sampai adonan rata.

"Lalu tuang adonan ke dalam cetakan bercorong khusus atau plastik segitiga, dadarkan di atas teflon sampai matang dan membentuk jaring raket badminton, kemudian lipat menjadi segitiga," lanjutnya.

Setelah itu siapkan bahan kuah kari yang terdiri dari bumbu tradisional seperti lengkuas diiris-iris, cabai rawit, daun kari, daun jeruk, dan salam, gula pasir, santan kelapa, bumbu kare bubuk, kaldu bubuk, penyedap rasa, potongan daging ayam atau sapi, garam, dan minyak sayur secukupnya.

Kemudian tumis bumbu halus, lengkuas, serai, daun salam, daun jeruk, dan daun kari hingga keluar aroma harum, lalu masukkan daging, aduk sampai berubah warna.

"Selanjutnya tuangkan santan, bubuhi bubuk kare, kaldu bubuk, garam, penyedap rasa, serta gula pasir, masak sambil sekali-kali diaduk hingga matang dan bumbu meresap, sesaat akan diangkat masukkan cabai rawit," jelas Ika.

Penyajian ragit hampir sama seperti martabak India. Ragit dan kuah kari dapat dipisahkan atau langsung dituang bersamaan ke dalam piring ,dengan taburan bawang goreng, bisa juga ditambahkan cuka.

Sekilas bentuk ragit juga mirip roti jala khas Medan, bedanya kuah kari ragit lebih encer, sedangkan roti Jala kuahnya agak kental sehingga bisa dinikmati dengan dicolek-colek.

Di luar bulan Ramadhan, ragit hanya dijual pedagang komunitas Arab Kota Palembang seperti di Wilayah Pasar Kuto, Sayangan dan Kuto Batu, Al-Munawwar, biasanya dijadikan menu sarapan atau kudapan saat acara sedekah.

Saat bulan Ramadhan seperti sekarang, ragit banyak tersedia di pasar di Kota Palembang, diantaranya yang paling ikonik adalah Pasar Bedug di jalan Ratna Talang Semut. 

Yuk santap ragit saat berbuka puasa! (ANT)


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co