Intip Keindahan Kampung Halaman Apriyani dan Greysia di Sulawesi

26 Agustus 2021 23:58

GenPI.co - Nama pasangan ganda Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu masih terus menjadi buah bibir di tengah masyarakat Indonesia.

Pasalnya, pasangan ganda wanita itu behasil mempersembahkan emas untuk Indonesia di ajang Olimpiade 2020.

Bertempat di Lapangan 1 Musashino Forest Sport Plaza Tokyo, Jepang, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mengalahkan pasangan China dan menorehkan sejarah, Senin (2/8/2021) lalu.

BACA JUGA:  3 Destinasi Wisata di Pasuruan, Penasaran Nggak?

Terlepas dari itu, ternyata keduanya merupakan atlet asal Sulawesi. Jadi, mari kita kenal kampung halamannya yang kaya wisata bahari.

Dihimpun GenPI.co dari berbagai sumber, Kamis (26/8/2021), Apriyani lahir di Kabupaten Konawe dan Greysia di Manado.

BACA JUGA:  Menikmati Keindahan Air Terjun Mantikole Sigi, Fasilitasnya Wah!

Apriyani merupakan atlet bulu tangkis yang lahir pada 29 April 1998 di Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Kabupaten ini juga memiliki keindahan pariwisata tersendiri yang patut diketahui oleh masyarakat luas.

BACA JUGA:  Sumut Punya Bukit dengan Panorama Lautan Awan, Sungguh Eksotis

1. Pantai Toronipa

Salah satu pantai yang bisa dikunjungi di Konawe ialah Pantai Toronipa.

Dengan garis pantai mencapai 4 kilometer, pantai ini merupakan destinasi favorit masyarakat sekitar. Kata toronipa berasal dari bahasa Bugis, artinya pohon nipa (sejenis palem) yang turun. Mengingat di sekitaran pantai masih bisa ditemukan beberapa pohon nipa menjulang.

Selain itu, perpaduan pasir putih, deburan ombak, pemandangan Laut Banda yang membentang luas, ditambah deretan pohon kelapa membuat suasana di Pantai Toronipa sungguh asri dan sejuk.

Pantainya pun cenderung landai, bila berjalan sejauh 1 km ke arah laut, kedalamannya masih sekitar satu meter.
 
Pantai ini juga menjadi spot untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam.

Saat laut pasang, pengunjung bisa melihat warga setempat mengumpulkan hewan laut untuk disantap.

Soal fasilitas, di sana cukup lengkap dari sisi akomodasi. Banyak pilihan pondok-pondok tepi pantai untuk bermalam, juga toko dan warung makan.

2. Pulau Bokori

Di Konawe juga memiliki Pulau Bokori. Di sana, pengunjung dapat memanjakan mata dengan pemandangan lautan yang biru, jernih, lengkap dengan pasir putih berkilauan, barisan pohon kelapa, serta perairan yang tenang.

Lokasi pulau ini ada di Tapulaga, Kecamatan Soropia dan menjadi wilayah perkampungan Suku Bajo yang dikenal sebagai pengembara laut ulung. Dalam bahasa Bajo, boko artinya penyu, sedangkan ri adalah tempat.

Bokori diartikan sebagai tempat bertelur penyu, jauh sebelum dihuni manusia.

Keseluruhan pulau masih bersih dan asri, karena masyarakat setempat memang benar-benar menjaga lingkungannya dengan baik.

Di Pulau Bokori, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan, di antaranya berenang, bersantai di tepi pantai sambil menikmati pemandangan, hunting foto, menyaksikan matahari terbenam, rebahan di atas hammock bertingkat, snorkeling untuk melihat ikan-ikan dan terumbu karang, atau bermain banana boat yang memacu adrenalin.

3. Puncak Ahuwali

Puncak Ahuawali berada di lokasi di Kecamatan Puriala, dengan ketinggian sekitar 750 meter di atas permukaan laut. Di sana, pengunjung dapat menikmati panorama pegunungan, ilalang, dengan deretan pepohonan hijau serta lukisan awan-awan yang tampak dekat dari pandangan.

Pengunjung juga akan dimanjakan dengan hamparan padang savana yang luas. Waktu paling pas mengunjungi Puncak Ahuawali adalah sore hari untuk mendapatkan momen senja hingga terbenamnya matahari yang membuat suasananya semakin syahdu.

Puncak Ahuawali merupakan salah satu destinasi yang disukai para pendaki gunung. Pun, pendakiannya ramah bagi para pemula.

Untuk sampai di sana, pengunjung bisa datang dari Kota Kendari melalui jalur Baruga menuju Motaha dengan jarak 86 km atau melalui jalur Pohara yang waktu tempuhnya 81,7 km. Sampai di Desa Ahuwali, bisa lanjut mendaki sekitar satu jam.

Sementara itu, Greysia Polii merupakan atlet bulu tangkis yang lahir di Jakarta, 11 Agustus 1987.

Meski lahir di Jakarta, ternyata Greysia besar di Manado.

Dari wisata sendiri, nama Manado tentu sudah tak asing di kalangan wisatawan.

Manado sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari populer di Indonesia, yakni beberapa diantaranya:

1. Air Terjun Ratahan Telu

Air Terjun Ratahan Telu berlokasi Jalan Pineleng-Kali, Kali, Pineleng, Kabupaten Minahasa, atau sekitar 20 kilometer dari Manado.

Kondisi alam yang masih asri dan tak terlalu ramai menjadikan air terjun ini sangat disukai para pecinta alam. Cocok buat kamu yang penat dengan rutinitas kota.

Menariknya, tidak perlu membayar tiket masuk untuk bisa berkunjung ke Air Terjun Ratahan Telu. Hal ini mungkin disebabkan oleh jenis tempat wisata ini yang merupakan tempat wisata alam yang belum terlalu komersil. Jika ingin berwisata hemat, maka Air Terjun Ratahan Telu ini bisa dipilih sebagai salah satu lokasinya.

Karena tempat wisata ini terbilang masih sangat natural dan lokasinya benar-benar masih ada di tengah hutan, maka tidak ada fasilitas tertentu yang bisa ditemukan di sini.

Ada lahan parkir yang tersedia namun lokasinya masih berada di pinggir hutan dan untuk mencapai air terjun ini, kita masih harus menyusuri hutan dengan medan yang cukup menantang.

Jadi air terjun ini tentunya cocok bagi mereka yang berjiwa petualang dan senang ketika harus menjelajah tempat alam. Meski medannya berat, tapi pemandangan dan ketenangan yang ada di Air Terjun Ratahan Telu sangat sepadan nantinya.

2. Taman Laut Tumbak

Tak jauh dari Taman Laut Bunaken, terdapat pula tempat wisata laut lainnya yang bernama Taman Laut Tumbak. Waktu tempuhnya sekitar tiga jam dari pusat kota Manado.

Taman Laut Tumbak memiliki lebih dari 20 titik penyelaman yang asyik dan seru banget. Di antaranya Napo Kipas, Bohaga Kecil, Pintu Samudra, Taman Karang, dan Bohaga Mangrove.

Salah satu hal yang menjadi ciri Tumbak adalah memiliki pulau-pulau kecil dengan pasir putih.

Pemandangannya adalah panorama laut yang mengagumkan yang hanya bisa Anda temui di tempat ini. Air laut jernih dengan air Tumbak biru sangat bagus dan indah. Karena dengan kejernihan airnya, membuat hamparan karang yang indah sangat terlihat dari permukaan.

Jika Anda ingin menikmati keindahan pantai Tumbak, maka pilihan yang paling disukai adalah dengan mengambil akomodasi sewa dan tinggal di sana setidaknya selama 2 hari.

Ada sebuah pondok yang bisa Anda sewa, dan itu terletak tepat di atas lautan Tumbak.

Anda bisa sampai di pondok dengan menggunakan speedboat dan dibutuhkan sekitar 15 menit dari Desa Tumbak.

Di Tumbak, Anda bisa memilih 20 titik snorkeling dan diving.

Ada beberapa spot menarik, seperti Napo Kipas, Bohaga Mangrove, Small Bohaga, MFT 1, MFT2, Taman Karang, dan Pintu Samudra.

Menyelam di Tumbak akan membawa Anda ke hamparan panorama karang yang luas, karang keras atau karang lunak.

Di sana, Anda bahkan bisa melihat sea fan coral di area seluas 300 m pada kedalaman 3-6 m.

3. Pulau Lihaga

Daerah di sekitar Manado terdapat pulau-pulau tropis yang memiliki panorama istimewa.

Salah satu yang wajib kamu kunjungi adalah Pulau Lihaga.

Pulau ini menyuguhkan air laut yang jernih, biru, dan pasir putihnya yang lembut.

Layaknya Taman Laut Bunaken, Pulau Lihaga juga menawarkan spot-spot diving dan snorkeling yang mengesankan.

Pulau Lihaga memiliki luas sekitar 8 hektare dengan keasriannya yang masih terjaga.

Hijaunya pepohonan, kejernihan perairannya yang berwarna hijau toska. Serta pasir putih nan lembut macam tepung yang membentang di garis pantai, menjadikan pulau ini sungguh cantik nan eksotis.

Tak hanya itu, ombak yang cukup tenang, beragam terumbu karang serta kaya akan biota laut menjadikan pulau ini sebagai salah satu spot snorkeling dan diving terfavorit.

Tak heran bila para wisatawan ingin berlama-lama di pulau ini.

Untuk menuju ke Pulau Lihaga, dari Manado kamu harus menuju pelabuhan Serai, Likupang Barat, terlebih dahulu. Manado – Serai berjarak sekitar 60 kilometer, membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam berkendara.

Dari pelabuhan Serai, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan speed boat. Waktu tempuh speedboat hanya sekitar 30 menit saja. Bila cuaca dan gelombang laut bersahabat.

Sedangkan untuk tiket masuk, wisatawan lokal akan dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 dan Rp 100.000 bagi wisatawan mancanegara.

Supaya mempermudahkan perjalananmu menuju ke Pulau Lihaga, disarankan untuk berkunjung pada musim kemarau, karena selain ombak yang cukup tenang, musim kemarau adalah musim yang tepat untuk biota laut berkembang biak. Happy Traveling.(*)

 


 
 

 

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co