Intip Cerita Desa BRILian Janti, Desa yang Punya Wisata Air hingga Kulineran Jadul

30 April 2024 18:30

GenPI.co - Potensi alam yang dimiliki Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, membikin desa ini sukses berdaya secara ekonomi. Sumber air yang melimpah membuat Desa Janti berhasil mengembangkan usaha di bidang perikanan, wisata, dan perdagangan.

Unit usaha inilah mengantarkan Desa Janti mendapat penghargaan sebagai Desa BRILian melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMDes) Janti Jaya pada tahun 2023 lalu. Setelah menyandang sebagai Desa BRILian, desa yang dikenal sebagai desa pemancingan ini semakin dikenal luas. 

Kepala Desa Janti, Tri Prakoso, mengatakan desanya memiliki sumber air yang menjadi potensi utama untuk mendongkrak perekonomian warga. Tri menyebut air menjadi berkah bagi warganya. Andalannya ada di 3 sektor, yakni wisata, perikanan, dan perdagangan. Ketiganya dikelola BUMDes Janti Jaya.

BACA JUGA:  Inspiratif! Desa Singopuran di Sukoharjo Jawa Tengah Sukses Kelola Sampah hingga Jadi Kompos

“Didukung potensi air, kami kelewatan sumber dari Wunut (desa sebelah) yang membelah Desa Janti,” kata dia, saat ditemui GenPI.co di Janti, Minggu (21/3).

Tri mengungkapkan di sektor perikanan, dia memanfaatkan tanah kas desa untuk membikin kolam pembibitan ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah nila merah, nila hitam, dan bawal. Bibit ikan ini banyak diambil oleh para tengkulak kemudian disetor ke luar kota. Tapi, ada pula yang dijual ke wilayah sekitar Janti mengingat banyaknya warga yang memiliki usaha pemancingan ikan.

BACA JUGA:  Cerita Mahasiswa UNS Solo Bayar UKT Makin Praktis Pakai BRImo

Harga bibit ikan yang dibudidayakan bervariasi. Misalnya, untuk ikan nila Rp 25.000 - Rp 30.000/kilogram. Sementara untuk ikan bawal Rp 32.000/kg. Menurut dia, ikan nila yang paling laris diborong pembeli. Selain perkembangan ikan jenis ini cukup cepat untuk dipanen, pembudidayaan nila relatif mudah.

“Tantangannya enggak banyak, paling harus menjaga pH air agar ikan tidak mati,” ungkap dia.

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

Selain itu, untuk sektor wisata, Desa Janti punya belasan pemancingan dan Janti Park, yakni wahana wisata air. Dulunya usaha pemancingan di Janti ada puluhan, tapi jumlahnya menyusut tinggal belasan karena berbagai faktor. 

Di samping itu, Desa Janti juga membangun wisata kuliner dengan konsep pasar jadul bernama Loka Batari. Wisata kuliner ini diinisiasi ibu-ibu PKK setempat. Mereka berjualan setiap Minggu pukul 07.30 WIB - 12.00 WIB.

Tak cuma tempatnya yang unik, harga murah, dan lokasinya di alam berudara segar. Cara transaksinya istimewa karena tidak menggunakan uang rupiah melainkan koin dari tanah liat. Pembeli harus menukarkan uang rupiah dulu dengan koin yang dipakai untuk membayar. Nilainya mulai Rp 2.000-Rp 5.000.

Koordinator Loka Batari, Sri Mulatsih, membeberkan wisata kuliner di desanya ini berawal dari PKK. Menurut dia, banyak ibu PKK yang pintar memasak. Akan tetapi, jualan mereka kurang laku karena dilakukan sendiri-sendiri.

“Saya ingin meningkatkan membantu meningkatkan perekonomian mereka. Siapa yang mau gabung jualan, silakan aja. Tapi, saya sampaikan ke warga makanan harus tradisional dan jangan sama,” tutur dia, saat diwawancara di lokasi Loka Batari, Minggu (21/4).

Mereka yang bergabung dengan Loka Batari ini ada sekitar 19 orang. Jualannya berbeda-beda satu sama lain. Mulatsih menerangkan saat ramai, pengunjung yang datang bisa ratusan setiap minggunya.

Persaingan bisnis wisata air di Kecamatan Polanharjo yang ketat serta perubahan kondisi perekonomian warga turut mempengaruhi menurunnya jumlah pemancingan. Maka dari itu, desa membangun wahana wisata air Janti Park di tanah kas desa. 

Direktur BUMDes Janti Jaya Desa Janti, Danang Joko Wijayanto, menjelaskan Janti Park dibangun di area seluas 3 hektare (ha) milik kas desa pada tahun 2018 lalu. Wisata ini menawarkan wahana permainan yang lengkap, salah satu yang unik adalah kolam mandi salju.

Selain kolam mandi salju, Janti Park juga terkenal dengan kolam terapi ikan dan Janti Warrior untuk anak. Tak ketinggalan, ada kolam renang waterboom, kolam kecehan, dan camping ground.

“Dibangun tahun 2018 dari Dana Desa senilai Rp 500 juta. Dana Desa itu biasanya kan untuk infrastruktur, kami memberanikan diri untuk membuat rekreasi wisata air dengan konsep amati tiru modifikasi (ATM). Pembangunannya multiyears hingga tahun 2020,” terang dia saat ditemui di Janti Park, Minggu (21/4).

Danang membeberkan di Janti Park tak cuma mengandalkan wisata, tetapi juga perdagangan. Di area Janti Park ada restoran hingga stan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bikinan warga setempat. Sektor perdagangan inilah yang justru memberikan pemasukan terbesar bagi Desa Janti.

Dari 3 sektor usaha ini, pendapatan kotor desa mencapai Rp10,59 miliar pada tahun 2023 lalu. Adapun pendapatan sektor wisata sebesar Rp 3,527 miliar (2023), lalu perikanan Rp 437 juta. Sektor perdagangan paling besar mencapai Rp 6,495 miliar. Keuntungan bersih dari sektor perdagangan sebesar Rp 1,889 miliar.

Menurut dia, apabila dibandingkan dengan hadiah yang didapat setelah masuk posisi 5 besar Desa BRILian, biaya yang dikeluarkan BUMDes lebih banyak. Akan tetapi, dampaknya luar biasa. Desanya dikunjungi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, lalu Bupati Klaten, Pertamina, dan sejumlah lembaga lain.

“Saat didatangi Kemendes saya tanya tahu sini dari mana, mereka bilang dari Desa BRILian BRI. Pas ulang tahun BRI kami dapat ratusan bibit pohon. Pernah juga dapat akses pinjaman lunak dari Pertamina, dan lain-lain,” beber dia.

Sementara itu, Regional CEO BRI RO Yogyakarta, John Sarjono, dalam wawancara tertulisnya pada Rabu (20/3) lalu, mengatakan syarat desa yang mendaftar menjadi Desa BRILian harus memiliki BUMDes aktif. BUMDes juga harus membuka rekening simpanan BRI dan memiliki Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

“Program Desa BRILian merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s. Desa – desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya,” papar dia.

John menjelaskan ada sebanyak 320 Desa BRILian di wilayah BRI RO Yogyakarta. BRI mendampingi desa sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing desa tersebut, baik sektor pertanian, maupun UMKM.

Dia menyebut proses pendampingan dan pemberdayaan yang dilakukan bagi Desa BRIlian diharapkan dapat membuka wawasan serta networking. Selain itu, cara ini akan membantu desa & BUMDes untuk lebih mengembangkan potensi ekonominya. Akan tetapi, tingkat keberhasilannya sangat tergantung pada inisiatif, kemauan desa.

Adapun bentuk aktivitas pemberdayaan program Desa BRILian adalah empowerment, assistance, dan awarding. Empowerment meliputi kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis dan literasi digital kepada desa peserta.

Sedangkan assistance berupa aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILian terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerja sama. Terakhir, awarding adalah pemberian penghargaan/apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment yang dinilai memiliki kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.

Menurut dia, BRI RO Yogyakarta mendampingi desa sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing desa tersebut, baik sektor pertanian, maupun UMKM. Di samping itu, BRI juga melakukan pendampingan lanjutan bagi Desa BRILian yang telah mengikuti program ini dengan program Deepening Desa Brilian. 

“Hal itu diharapkan dapat menjadi sarana pendampingan agar desa-desa tersebut terus mengembangkan potensinya, sehingga menjadi lebih baik dari tahun ke tahun,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co