GenPI.co - Tidak banyak daerah yang memiliki arena balap kuda seperti di Desa Yosonegoro, Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.
Lapangan luas tempat kaum muda melesatkan kuda ini didukung warga sekitarnya yang memiliki tradisi menunggang kuda.
Desa Yosonegoro dihuni oleh arga Jawa Tondano keturunan Kiyai Modjo dan pengikutnya saat para prajurit Perang Jawa ini diasingkan ke Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Baca juga:
Menikmati Ambeng dan Iwak Ko’ko’ Panggang Masyarakat Jaton
Kayu Berkualitas untuk Pelestarian Rumah Tradisional Jaton
Cita Rasa Asli Bahasa Jaton di Desa Reksonegoro
Keturunan kombatan perang Jawa inilah yang masih memiliki semangat menunggang kuda hingga kini. Mereka juga mengembangkan kuda-kuda tunggang yang tangguh.
Untuk memajukan olahraga berkuda ini, Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mendukung upaya pemajuan olah raga ketangkasan berkuda ini
"Pacuan kuda ini sangat luar biasa. Karena pesertanya dari luar daerah banyak sekaligus animo masyarakat menonton besar," Kata Nelson Pommalingo saat menutup lomba pacuan kuda di Yosonegoro, Kamis (13/6/2019).
Nelson Pomalingo menambahkan, lokasi ini adalah aset daerah pemerintah Kabupaten Gorontalo yang sekarang dikelola Pemerintah Provinsi Gorontalo.
" Mudah-mudahan ke depan kita bisa kolaborasi," tutur Nelson Pomalingo.
Pemerintah akan mendorong olah raga pacuan kuda ini karena punya fasilitas yang menjadi destinasi wisata.
Lokasi ini tidak sekadar didatangi orang - orang yang punya kuda tapi menjadi tempat orang melihat dan menikmati olah raga ini
Lomba kuda pacu ini pesertanya berjumlah 30 orang, kuda gerobak 39 orang dan lomba balap roda sapi diikuti 44 pasang sapi.
"Kalau sering dilombakan paati ramai desa ini," kata Ilyas, warga Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang menyaksikan lomba.
Kuda bernama Gemilang berhasil menjadi juara pada putaran pertama dengan jarak tempuh 900 Meter.
Simak juga video menarik berikut
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News