Kisah Dermaga Kayu Pulau Saronde yang Romantis

01 Agustus 2019 15:58

GenPI.co – Bagi wisatawan mancanegara maupun Nusantara yang datang ke Gorontalo, Pulau Saronde adalah pilihan utama selain berenang dengan hiu paus (whale shark).

Pulau ini berada di gugusan pulau-pulau kecil yang bertabur di perairan utara Provinsi Gorontalo. membentuk rangkaian unik yang berjejer dengan pantai pasir putihnya yang menawan.

Pulau Saronde merupakan pulau yang telah lama dikelola serius untuk tujuan wisata semata, sehingga tidak heran jika pulau ini sangat menawan dan wajib dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke Gorontalo.

Dari keseluruhan Pulau Saronde, semua bagiannya memiliki keunikan tersendiri. Seperti pasir halusnya, air laut yang jernih, senja yang menawan, fasilitas yang sangat baik, hingga cemara-cemara yang lembut menambah pesona pulau ini.

Salah satu yang sangat digemarin wisatawan adalah menghabiskan waktu untuk berlama-lama di dermaga kayu. Dermaga ini menawarkan pesona bentang alam bahari yang menakjubkan saat senja.

“Hanya ada satu kata, romantis!,” kata Oktaf Sandala, Ketua GenPI Kabupaten Gorontalo Utara, Kamis (1/8/2019).

Ada yang menarik dari kisah dermaga kayu yang ramah lingkungan ini. Mia Amalia Alam, pengelola Pulau Saronde mengisahkan dibangunnya dermaga kayu ini memang tujuannay untuk melayani wisatawan yang datang. Dipilihnya kayu ini agar lebih menyatu dengan alam, ramah lingkungan dan lebih memikat hati untuk berlama-lama di sini.

Baca juga:

Pariwisata Jadi Unggulan, Gorontalo Serahkan Perubahan APBD

Pemprov Gorontalo Jelaskan Kronologi Kepemilikan Aset Lombongo

Bupati Bonebol Tegaskan Kepemilikan Destinasi Wisata Lombongo

“Dermaga ini menggunakan konstruksi ramah lingkungan, tanpa melibatkan semen dan beton, dermaga kayu saronde sukses mendapat sambutan hangat masyarakat,” kata Mia Amalia Alam.

Mia Amalia Alam menceritakan dermaga kayu Saronde dibangun pada bulan Mei 2013 dengan panjang 70 m dan lebar 1,8 m. Bahan utamanya adalah pinang hutan atau nibong sebagai tiang penyangga dermaganya dan kayu kelapa sebagai dudukan dan lantai dermaga.

“Jenis kayu tersebut dipilih karena suplainya yang melimpah di Gorontalo serta untuk mendukung kelestarian pohon kayu keras yang sudah mulai langka,” ujar Mia Amalia Alam.

Metode pembangunan dermaga tersebut sangat unik dan sederhana, batang nibong dibenamkan dalam pasir hingga kedalaman tertentu hingga terikat kuat oleh pasir. Tidak diperlukan pondasi batu semen apapun. Metode ini menggunakan kearifan lokal masyarakat yang dipelajari dari Suku Bajo di perkampungan Torosiaje, Kabupaten Pohuwato.

Suku Bajau Torosiaje hidup di tengah laut dengan mendirikan rumah-rumah di atas tiang pancang pohon nibong. Mereka bahkan membangun jalan yang menghubungkan antar rumah dengan pola yang sama, jalan-jalan ini berbeda dengan jalan pada umumnya yang di daratan. Di Torosiaje jalan mendapat naungan atap sehingga kayunya awet, tidak lekang dan lapuk oleh hujan dan panas.

“Fungsi dermaga adalah untuk wisata di mana kita bisa duduk santai menikmati pemandangan serta dermaga bagi perahu kecil yang menyinggahi pulau ini,” tutur Mia Amalia Alam.

Baca juga:

Tim Satgas Berjibaku Padamkan Ribuan Hektar Karlahut di Riau

Awal Agustus, Festival Morotai Ramaikan Maluku Utara

Memuji Tuhan ala Anak Muda di Festival Band Sholawat

Banyak wisatawan yang menghabiskan waktu sore hingga malam hanya bermalas-malasan di dermaga, meerka menkmati kesegaran angin, air laut nan jernih dan matahari senja yang memancarkan sinar kemerahan dan melukisi awan-awan yang berarak.

“Sebuah fenomena keindahan alam yang hanya bisa dinikmati di Pulau Saronde,” tutur Yani Manto, kaum milenial Gorontalo yang hobby melancong.

Berada di dermaga ini bersama keluarga atau pasangan adalah hal yang sangat menawan, menikmati keberartian di tengah pulau kecil berpasir lembut dengan udara lembab yang nikmat, belum lagi semburat jingga matahari senja yang eksotik.

Dengan segala kelebihan Pulau Saronde ini, para wisatawan Nusantara dan Mancanegara sepanjang tahun ramai di lokasi ini.

Di Pulau Saronde ini memiliki fasilitas yang layak, cottage, camping ground, dan semua yang dibutuhkan wisatawan ada di sini.

Untuk menuju Pulau Saronde ini sangat mudah, apalagi posisinya berada di sisi jalur jalan Trans Sulawesi yang bisa diakses dari manapun, Sulawesi Tengah maupun Sulawesi Utara sebelum menggunakan perahu ke Pulau Saronde.

Bahkan wisatawan yang datang melalui moda angkutan udara bisa dengan cepat menuju Kota Kwandang, ibu kota Gorontalo Utara dan meneruskan perjalanan dengan perahu ke pulau ini. Tidak ada kata mahal untuk penyeberangan ini, tarifnya sudah ditentukan oleh nelayan sebagai mana tarif lokal.

Setelah berjalan sekian tahun, dermaga kayu ini cukup kokoh menghadapi terpaan angin dan gelombang, hingga akhirnya tiang nibong perlahan dilahap tombelo, sejenis ulat laut yang tinggal dalam batang-batang  kayu.

Pada tahun 2019, dermaga ini ditutup untuk renovasi. Dermaga yang akan datang sarat dengan ide baru tetapi tetap ramah lingkungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co