GenPI.co - Sebuah masjid mungil di lembah pegunungan Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, konon jadi tempat peribadatan Islam tertua di Asia Tenggara.
Sebuah angka bertuliskan 1288 yang terukir di tiang penyangga utama masjid menimbulkan teka-teki soal "apakah angka tersebut menunjukkan tahun berdiri?".
GenPI.co mengunjungi masjid Saka Tunggal Baitussalam pada Kamis (28/4).
Suasana masjid pada malam hari begitu tenang dan sejuk.
Masjid yang masih dikelilingi hutan tersebut masih sangat asri.
Sulam, juru kunci masjid Saka Tunggal mengatakan pertanyaan soal kapan berdirinya masjid ini memang masih jadi misteri.
"1288 itu konsep angka, cuma kalau itu dinyatakan jadi tahun berdiri, saya kurang paham. Angka itu untuk apa juga tidak ada yang tahu," ujar Sulam kepada GenPI.co.
Sulam mengatakan ada banyak perdebatan soal angka tersebut.
Menurut dia, ada yang menganggap 1288 itu merujuk tahun masehi.
Akan tetapi, ada pula yang menyebut angka itu merujuk ke hijriah.
"Tidak dan belum tentu menjadi angka yang dimaksud (pendirian masjid, Red)," kata dia.
Sulam bercerita dari kisah turun temurun yang dipercayai warga Cikakak, masjid ini dibangun sebelum era kesultanan Demak.
Sulam mengatakan masjid Saka Tunggal dibangun K.H Mustholih.
"Dapat dikatakan sebagai masjid tertua dalam konsep Jawa, Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Ini sepengetahuan saya," imbuhnya.
Menurut dia, belum ada klaim yang pernah menyebut masjid tertentu lebih tua dari masjid Saka Tunggal Cikakak.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News