3 Oktober 1945, Bukti Keberanian Rakyat Pekalongan Usir Jepang

04 Oktober 2019 21:06

GenPI.co - Masyarakat  memadati kawasan Monumen Kota Pekalongan Kamis (3/10) malam untuk  mengenang  peristiwa pertempuran 3 Oktober 1945. Ada aksi teatrikal menggambarkan  perjuangan masyarakat Pekalongan mengusir Jepang dan merebut kekuasaan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan  Ir. Soekarno.

Sebelum menyelenggarakan aksi teatrikal terlebih dahulu dilaksanakan upacara dalam rangka peringatan hari peristiwa pertempuran 3 Oktober 1945 bertempat di Monumen Juang 45, Kota Pekalongan.

Baca juga :

Penjual Mie Lidi Ganteng Asal Pekalongan, Bikin Netizen Penasaran

Cagar Budaya Pekalongan, Riwayatmu Kini

Di Balik Warna Cerah Batik Pekalongan

Walikota Pekalongan Saelany Machfudz bertindak sebagai inspektur upacara dalam sambutannya mengatakan, upacara ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas pengorbanan para pahlawan kita dengan terus bekerja keras dalam mengisi kemerdekaan.

Usai melaksanakan upacara dilanjutkan pertunjukan teatrikal pertempuran 3 Oktober 1945, mengusir penjajah Jepang dimana para pemuda tidak sabar menunggu perundingan di markas Kempetai dan memilih untuk menyerang.

Sejarah singkat pertempuran 3 Oktober 1945 yang diambil dari berbagai sumber menjelaskan, Rakyat Pekalongan yang diwakili Mr Besar menggelar perundingan dengan Dai Nippon untuk membahas penyerahan kekuasaan. Perjanjian yang semula disepakati tanggal 1 Oktober 1945 diundur selama dua hari tanpa alasan yang jelas. 

Pada tanggal 3 Oktober perundingan digelar di Kenpetai. Rakyat ketika itu bersiap mengepung markas Kenpetai dengan menggenggam bambu runcing dan sejata tradisional lainnya.

Mr Besar mengajukan tiga tuntutan kepada Jepang, di antaranya agar menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Indonesia secara damai, pelucutan senjata Jepang, dan jaminan keamanan para serdadu Jepang setelah penyerahan kekuasaan. Namun, Jepang menolak permintaan ini.

Sementara itu, rakyat yang tak sabar menunggu mulai memanas. Tiga orang pemuda berteriak dari luar mendesak agar perundingan segera diselesaikan. 

Tak berselang lama, pemuda ini nekat menurunkan bendera Jepang yang ada di Kenpetai dan mengganti dengan bendera merah putih. Mereka pun seketika itu diberondong peluru senapan Jepang.

Ribuan massa yang mengepung Kenpetai serentak menyerang pasukan Jepang. Perang tak terhindarkan. Sebanyak 37 orang gugur dalam pertempuran ini, sementara 12 mengalami cacat.

Untuk memperingatinya, didirikan Monumen 3 Oktober 1945 di Lapangan Kebon Rojo dan gedung Kempetai diubah menjadi Masjid Syuhada. Di depan masjid terdapat patung berbentuk 4 bambu dengan 5 buah ruas.

Namun kini telah diubah menjadi 3 batang bambu dengan 10 bilah ruas yang melambangkan peristiwa 3 Oktober.

Sekarang, pada tanggal 3 oktober tiap tahunnya, di depan Monumen peristiwa bersejarah itu, diadakan upacara dan aksi teaterikal yang dilakukan oleh pelajar-pelajar di Kota Pekalongan.

 

Simak video berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co