Nongkrong di Kota 1001 Gua, Makan Jadah di Warung Mbah Geger

16 November 2019 21:56

GenPI.co - Belum ke Pacitan kalau tidak pernah makan Jadah di warung Mbah Geger. 

Kota kelahiran Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memiliki tempat nongkrong favorit di alun-alun Pacitan.

BACA JUGA: Intoleransi Subur di Kalangan Anak Muda, Pak Jokowi Bisa Apa?

Di mana pelanggan bisa duduk lesehan beralaskan tikar sembari mencicipi Jadahnya yang khas.

Jadah bakar adalah kuliner khas Pacitan atau yang dikenal dengan Kota 1001 Gua. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan pertama kali diciptakan oleh Mbah Geger, pada tahun 1994.

BACA JUGA: Dahulu Pak Harto Minta TNI Menggiring Gajah, Pak Jokowi Bisa Apa?

Jadah bakar dibuat dari santan kelapa, beras ketan, dan garam. ketan yang dicuci bersih langsung direndam 1 malam, lalu kelapa diparut untuk diambil santannya. 

Setelah itu beras ketan ditiriskan selama 30 menit. Dilanjutkan dengan merebus santan dengan dibubuhi garam. 

BACA JUGA: Pelaku Penyiraman Cairan Kimia Tertangkap, Ini Dia Tampangnya

Beras ketan direbus hingga masak, selanjutnya beras ketan ini ditumbuk sampai halus lalu dipotong menurut selera, kini Jadah siap disajikan.

Mbah Geger membuat sendiri Jadah ini di rumahnya, sehingga saat tiba di warung dia cukup memanggangnya di atas bara api dan menjualnya dalam keadaan hangat. 

BACA JUGA: Gagahnya Prabowo, Malaysia pun Menyambut dengan Upacara Militer

Satu porsi Jadah bakar khas Pacitan dijual dengan harga Rp 15 ribu dengan isi Jadah dan tahu bakar.

Jadah bakar ini biasanya dinikmati bersama dengan gula dan kopi, sehingga menghasilkan rasa yang gurih dan manis. 

BACA JUGA: Mas AHY Pamer Tubuh Atletis, Netizen Langsung Mimisan

Selain Jadah bakar, menu lain yang tak kalah enak di warung Geger adalah tahu bakar dan sate tahu. 

Sate tahu adalah tahu yang di dalamnya terdapat isian bakso, sedangkan tahu bakar adalah tahu biasa yang di goreng lalu dibakar.

BACA JUGA: Menhan Dipuji Setinggi Langit, Pengamat: Prabowo Cerdas!

Warung Geger menyediakan beberapa pilihan minuman pelengkap makan, seperti susu jahe, kopi hitam, dan kopi susu. 

Mbah Geger sudah berjualan seperti ini bersama sang istri sejak tahun 1980.

BACA JUGA: Iwan Fals Bingung, Kenapa Lebih Sayang Cucu daripada Anak?

Saat melayani pelanggan Mbah Geger memiliki ciri khas tersendiri, dia selalu memakai blangkon dan menggunakan bahasa Jawa halus sehingga membentuk atmosfer Jawa yang sangat kuat.

Kamu yang ingin ke warung Mbah Geger, bisa mendarat dahulu di Yogyakarta lalu melanjutkan perjalanan ke Pacitan di arah timur. Warung mbah Geger dibuka mulai pukul 18.00 sampai tengah malam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co