Telusur Brankas dan Bangunan Kuno Peninggalan Raja Gula dari Semarang

27 Februari 2019 18:44

Mungkin belum banyak yang tahu jika barang-barang peninggalan Raja Gula dari Semarang, Oei Tiong Ham masih dapat dinikmati hingga saat ini. Selain Bernic Castle yang sekarang digunakan sebagai Kantor OJK Jateng di Jalan Kyai Saleh, beberapa gedung peninggalannya juga masih utuh.

Sebagian juga digunakan untuk beraktivitas seperti salah satunya adalah bangunan yang dimanfaatkan Restoran Pringsewu di Jalan Suari Kawasan Kota Lama Semarang. Gedung ini dulunya merupakan salah satu kantor penunjang aktivitas utama si Raja Gula.

Terbukti, hingga saat ini masih ada dua brankas (lemari besi) milik Oei Tiong Ham. Menurut Chief Marketing Pringsewu Restaurant Group Dani Ramadhan, keberadaan brankas ini masih utuh termasuk pintu utama masuk ke ruangan brankas yang juga terbuat dari besi.

“Masih utuh, masih bisa dinikmati dan digunakan meski tidak ada kuncinya,” terangnya, Rabu (27/2).

Dijelaskan, ruangan brankas ini juga dapat dinikmati oleh pengunjung restoran. Mereka dapat berwisata atau sekedar berfoto dengan latar belakang dua brankas berukuran besar.

Diduga, brankas ini dulunya digunakan Oei untuk menyimpan surat-surat tanah. Pasalnya selain menjadi pengusaha gula tersukses di Asia Tenggara, ia juga seorang makelar tanah.

“Kabarnya dulu ada sampai ada tiga brankas namun satunya entah kemana. Apakah diambil pemerintah atau ikut terbakar, kami kurang tahu,” tukasnya.

Ubin tegel kuno berusia ratusan tahun yang menghitam karena terbakar. (Foto: gus Wahid)

Ditambahkan, bangunan yang digunakan pihaknya ini memang pernah terbakar hebat. Bahkan saking hebatnya api yang membakar bangunan yang kini dijadikan resto tersebut, lantai keramik berusia 167 tahun yang dipasang saat pembangunan awal gedung, ikut menghitam dan tidak bisa dihilangkan.

Ubin tegel kuno ini sendiri sangat menarik. Pasalnya, lantai yang dilapis ubin menjadi lebih indah, terkesan elegan dan memiliki ciri unik karena pola-pola khusus menjadikan ruangannya semakin indah.

“Gedung ini juga memiliki ciri arsitektur perpaduan Belanda dan Prancis. Gaya Belanda nampak dari arsitekturnya yang khas Eropa dipadu dengan jendela-jendala lebar dan besar khas Prancis. Tujuannya untuk mengoptimalkan penerangan sekaligus sebagai sirkulasi udara,” tandas Dani.

Bagi pengunjung resto yang juga ingin menikmati atau berfoto dengan brankas, ubin tegel berusia ratusan tahun, tidak akan dikenakan biaya apapun. Restoran Pringsewu membuka diri untuk dikunjungi wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Kota Lama dan juga perjalanan hidup si konglomerat pertama Indonesia dari Semarang ini.

Penasaran? Silakan datang ke Jalan Suari 11-12 dan nikmati perjalanan sejarahmu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co