Tempe Makanan Populer, Simak Sejarahnya

Banyak dari masyarakat yang sudah tahu akan tempe, tapi tahukah kamu akan sejarah dari olahan makanan kedelai yang difermentasi ini? 

Tentunya, tak kenal maka tak sayang. Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang sudah populer. Makanan ini kerap menjadi konsumsi sehari- hari.

Sejarahnya, tempe sudah ada pada abad ke-16 yang dibuat oleh orang Jawa Tengah. Pada awalnya, tempe terbuat dari sagu berwarna putih yang dinamakan tumpi. 

Tempe memiliki rasa yang gurih, pada proses pembuatan tempe sendiri terbuat dari bahan dasar kedelai yang sudah difermentasi, banyak juga yang menyebutnya dengan ragi tempe. 

Baca juga: Wah Konsumsi Tempe Berlebih Juga Berbahaya, Loh

Tempe memiliki tekstur yang cukup padat dan pada umumnya berwarna putih.

“Tempe sumbangan Jawa untuk dunia,” Ong Hok Ham seperti dikutip dari Kompas. Disayangkan penemuan makanan pada zaman tersebut belum memiliki paten, maka dari itu penemu olahan makanan tempe pun anonim. 

Beberapa pendapat pun mengatakan, olahan tempe dibawa oleh masyarakat Tionghoa, karena mirip dengan koji kedelai yang difermentasi dengan menggunakan kapang aspergillus.

Menariknya gambar tempe juga di temukan pada buku serat Centhini, yang mengambarkan kisah perjalanan Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang, pada persinggahannya di Tembayar dijamu dengan tempe dan sambal lethok oleh Pangeran Bayat.

Tak hanya menjadi cerita rakyat sekitar. Konon, tempe juga pernah menjadi pangan pada zaman penjajahan Belanda. Bahkan nama tempe pun diabadikan dalam kamus Bahasa Belanda, karena menjadi satu- satunya pangan yang dapat dimakan dari hasil pertanian setempat saat itu adalah kedelai. 

Dari dulu hingga sekarang olahan tempe tetap digemari banyak orang, diolah menjadi gorengan, keripik, direbus dan masih banyak lagi. Bagi beberapa orang terlebih seorang vegan rutin mengonsumsi tempe, karena mampu menjadi pengganti daging.