Yuk, Mengenal Tradisi Semana Santa di Larantuka

19 April 2019 09:45

GenPI.co - Bagi masyarakat penganut Nasrani, khususnya Katolik, merayakan Paskah di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur, bisa jadi adalah sebuah kerinduan. Pasalnya, di kota di ujung timur Pulau Flores itu, sebuah tradisi dengan budaya Katolik yang kental digelar setiap menjelang perayaan Paskah. Namanya Semana Santa.

Semana Santa merupakan sebuah prosesi panjang untuk mengenang sengsara Kristus. Peziarah dari seluruh dunia sudah berkumpul di Larantuka sejak Rabu, atau sehari sebelum tri hari suci menuju hari Minggu Paskah.  Pada momen itu, kota Larantuka diliputi suasana religius yang kental. Ribuan umat Katolik  berkumpul di kapel-kapel untuk mendaraskan doa.

Baca juga: Jasa Raharja Jamin Kapal Pengangkut Peziarah Paskah di Larantuka 

Itu adalah Hari Trewa (terbelenggu). Sambil berdoa, umat mengenang kisah di Taman Getsemani, kala Yesus dikhianati oleh salah satu murid-Nya sendiri bernama Yudas Iskariot.

Pada malam hari, seluruh masyarakat memukul apa saja yang bisa mengeluarkan bunyi. Ini merupakan simbol rasa duka mereka ketika mengenang Yesus yang dibelenggu para algojo untuk dihadapkan kepada Pemuka Agama Yahudi di Bait Allah Yerusalem.

Kamis adalah hari pertama dalam tri hari suci.  Larantuka menjadi sunyi sepi tanpa suara.  Bukan berarti peziarah tak melakukan apa-apa. Sebab dalam kesunyian, umat mempersiapkan upacara Tikam Turo.

Ribuan lilin dipasang di sepanjang jalan yang menjad rute prosesi Jumat Agung. Kesibukan juga terlihat di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria) dan Tuan Ana (Tuhan Yesus). Di masing-masing kapel itu sebuah peti yang telah disegel sejak perayaan tahun lalu kembali dibuka. Dengan hati-hati petugas gereja bernama Conferia mengangkat patung Tuan Ma dan Tuan Anak dari persemaamnya, lalu mempersiapkannya sebelum diarak pada Jumat Agung.

Kamis Malam, seluruh umat Katolik berkumpul di Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka. Di bangunan gereja nan megah itu, diselenggarakan misa untuk mengenang Perjamuan terakhir.

Tahun ini, Jumat Agung jatuh pada 19 April. Ini merupakan puncak dari Ritual Semana Santa. Pintu Kapel Tuan Ma dan Tuan Anak sudah dibuka sejak pukul 10.00 pagi. Patung Bunda Maria dan Tuhan Yesus siap diarak menuju rute Tikam Turo.

Tiba waktu prosesi, Tuan Ma akan diarak menuju Kapel Tuan Ana. Dari situ, kedua patung keramat itu diarak bersama-sama menuju Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka.

Baca juga: Begini Sejarah Semana Santa di Larantuka

Ribuan umat mengikuti upacara sakral itu. Mengenakan baju berwarna hitam, mereka diliputi perasaan berkabung yang amat dalam lantaran mengenang peristiwa penyaliban Yesus. Peziarah lokal maupun luar negeri nampak khusuk mendaraskan doa dan seolah acuh saja dengan panas matahari Larantuka yang terasa membakar kulit.

Selama beberapa saat, patung Tuan Ma dan Tuan Anak disemayamkan di Gereja Katedral Reinha Rosari. Umat menyesaki gereja, sembari tak henti-hentinya merapal doa mengenang sengsara Yesus.

Prosesi pun berlanjut. Patung-patung itu kemudian diarak menuju bibir pantai. Sementara itu ribuan umat tetap setia mengikuti dari belakang.  Keduanya lalu  dibawa dengan kapal motor menuju Kapela Pohon Sirih di Pantai Kuce yang kawasan Istana Raja Larantuka yang berada di seberang pulau.

Di pantai, ratusan kapal motor sudah tersedia. Sebab, banyak umat yang ingin terus menemani kedua patung tersebut hingga ke kapel yang berada di pulau seberang pulau.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co