Makna Prosesi Pernikahan Adat Sunda Rizky Billar & Lesti Kejora

20 Agustus 2021 14:35

GenPI.co - Pasangan selebritas Rizky Billar dan Lesti Kejora baru saja melangsungkan akad pernikahan di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta pada Kamis (18/8).

Momen sakral tersebut berlangsung khidmat dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. Yang mana jumlah tamu uncangan akad hanya 30 orang.

Di acara pernikahan, Billar dan Lesti mengusung Adat Sunda, sesuai dengan kampung halaman mempelai perempuan. 

BACA JUGA:  Curhat Lesti Kejora dan Kejutan Bridal Shower Jelang Nikah

Penasaran apa saja rangkaian adat Sunda yang sudah dilalui Rizky Billar dan Lesti Kejora? Yuk, kita lihat di bawah ini.

1. Narosan (ngalamar)

BACA JUGA:  Lebih dari Rp 1 M, Segini Mahar Rizky Billar untuk Lesti Kejora

Lesti dan Billar diketahui melangsungkan lamaran pada Minggu (13/6/2021). Billar meminta restu kepada kedua orang tua Lesti.

Dalam adat Sunda, lamaran disebut dengan Narosan. Dalam acara tersebut sebelum melamar pihak mojang (wanita), mempelai pria harus membawa seserahan, seperti daun sirih, apu atau kapur sirih, dan gambir yang menyehatkan. 

Tidak hanya itu, sesuai dengan keinginan sang gadis, pria harus membawa satu set busana. Dalam acara itu barulah membicarakan tanggal dan waktu pernikahan.

2. Ngebakan (siraman)

Dalam adat Sunda dan Jawa prosesi memiliki makna yang sama yakni menyucikan diri lahir dan batin. Ngebakan (siraman) ini dilaksanakan dikediaman masing-masing.

Sebelum acara siraman, kedua mempelai harus mengadakan pengajian (muslim) dan doa (kristen).

3. Ngeyeuk seureuh (meminta doa restu)

Selanjutnya, pengantin akan meminta doa restu kepada orang tua masing-masing. Dalam prosesi tersebut kedua orangtua akan memberikan nasihat kepada anaknya melalui lambang benda-benda yang ada dalam prosesi.

4. Saweran 

Acara yang paling dinantikan tamu undangan bisanya adalah saweran. Setelah melangsunhkan akad nikah, kedua orang tua akanenyawer pasangan pengantin

Adapun isi yang ada di dalam bokor itu terdiri dari uang receh, beras, irisan kunyit tipis, permen, dan tek-tek. Semua itu memiliki makna berupa doa untuk mempelai.

Sambil saweran, biasanya penyinden turut melantunkan nyanyian kidung yang berisi nasihat sebagai bekal dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

5. Meuleum harupat (membakar harupat)

Prosesi pernikahan adat Sunda dilanjutkan dengan upacara meuleum harupat atau membakar harupat. Mempelai wanita membakar batang harupat yang dipegang mempelai pria dengan lilin sampai menyala. 

Sesudah itu, batang harupat dimasukkan ke dalam kendi berisi air yang dipegang mempelai wanita.

Prosesi tersebut melambangkan nasihat kepada kedua mempelai senantiasa bersabar dalam berumah tangga.

6. Nincak endog (injak telur)

Nincak Endog (injak telur) akan dilakukan oleh pengantin pria di atas cower. Setelah menginjak, pengantin wanita akan membersihkan kaki suami dengan air kendi.

Hal itu menjadi makna bahwa tanggung jawab suami ialah sebagai kepala rumah tangga. Sementara itu, istri mengikuti bimbingan suami dan menutupi aib suami.

7. Melepas merpati

Melepaskan dua burung merpati melambangkan kedua orang tua melepaskan tanggung jawab mereka dan menandakan anak-anaknya mampu mandiri.

8. Buka pintu

Prosesi buka pintu memberikan pemahaman kepada kedua pengantin dalam hidup bermasyarakat.

Nantinya, masing-masing perwakilan akan saling tanya jawab berupa syair atau tembang. Sayangnya, prosesi ini sering tidak dipakai lantaran harus berlangsung di kediaman mempelai wanita.

9. Huap lingkung

Pasangan akan disuapi oleh kedua orang tua secara bergantian. Setelah itu, kedua pengantin saling menyuap satu piring berisi tujuh bulatan nasi kuning. 

Penganting harus saling suap melalui pundak masing-masing sebanyak 3 kali. Huap lingkung menjadi simbol kasih sayang kedua orang tua masing-masing sama besarnya terhadap anak maupun menantu.

10. Pabetot-betot bekakak ayam (menarik ayam bakar)

Dalam prosesi ini kedua mempelai duduk berhadapan. Yang mana keduanya harus menarik ayam bakar utuh.

Dalam prosesi pabetot-betot bekakak ayam, Lesti menariknya dengan mendapat bagian lebih besar. Setelah itu, bagian besarnya harus membaginya kepada pasangan dengan cara digigit bersama. 

Makna dari tradisi ini ialah rejeki yang mereka peroleh harus dimiliki bersama.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co