GenPI.co - Seksolog klinis Zoya Amirin menguak alasan banyaknya korban pelecehan seksual memilih diam atas tindakan yang mereka alami.
Dalam video perbincangan dengan aktris Dhea Seto yang tayang di YouTube Zoya Amirin 9 Januari 2021, dia menyebut korban diam karena merasa syok.
“Kondisi syok itu dinamakan tonic immobility, ketika tubuh kaku dan nggak bisa ngapa-ngapain,” ucap Zoya.
Dia melanjutkan, kondisi tersebut karena sesuatu yang dahsyat terjadi yang mana hati dan pikiran tidak bisa memprosesnya saat itu.
“Kita punya kecenderungan bereaksi tegang, nangis atau pingsan. Tapi salah satu yang paling diberi stigma adalah tonic immobility,” ucap Zoya.
Perasaan malu, tersakiti, kaget, bercampur aduk dan berkecamuk membuat orang yang mengalami pelecehan seksual diam dan tidak melakukan apa-apa.
Zoya Amirin menegaskan bahwa seseorang diam ketika dilecehkan tidak berarti dia atau menikmati situasi tersebut.
“Tidak ada orang yang bangun pagi lalu berharap dia akan dilecehkan,” ucap Zoya.
Karenanya dia meminta agar tidak lekas menghakimi orang-orang yang seolah tidak melakukan apa-apa ketika dirinya mendapat pelecehan dari orang lain.
Sementara itu, Dhea Seto menyebut bahwa pelecehan tidak selalu harus bersentuhan secara fisik.
Puteri Kak Seto itu menyebut bahwa catcalling atau komentar seksis terhadap bagian tubuh tertentu, sebagaimana yang pernah dialaminya, juga masuk dalam kategori pelecehan.
“Pada saat itu, aku diam dan merasa terancam. Setelah itu baru marah dalam diri; kenapa tadi gue nggak tegur,” ucap wanita bernama lengkap Nindya Putri Catur Permatasari itu.
Keduanya lantas sepakat bahwa bahkan pelecehan seksual baik dalam tindakan dan maupun verbal, bisa mengakibatkan seseorang mengalami tonic immobility.
“Dan ini tidak lantas hanya dialami wanita saja, pria pun demikian,” ucap Zoya Amirin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News