GenPI.co - Penceramah kondang KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan kajian Islam terkait cara mendidik anak yang tepat.
Pasalnya, mendidik anak memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar anak tidak menjadi nakal.
Hal tersebut diungkapkan Gus Baha dalam ceramah yang diunggah di kanal Sekolah Akhirat pada 9 Juli 2020.
Menurut Gus Baha, banyak orang yang mendidik anaknya secara ketat dan berlebihan karena khawatir anaknya terjerumus pada hal yang tidak baik.
Namun, kata Gus Baha, mendidik anak secara ketat itu juga memiliki kekurangan. Bahkan, terlalu longgar juga memiliki kekurangan.
Gus Baha pun memberikan tips cara mendidik anak yang tepat. Dia mencontohkan orang tua yang melarang anaknya yang masih kecil menonton televisi.
"Anak kecil ketika terlalu dilarang itu akan melihat (televisi) di tetangganya. Kalau melihat di tetangga saja tidak masalah, tapi yang jadi masalah utang jasanya," kata Gus Baha dikutip GenPI.co, Rabu (27/7/2022).
Gus Baha menilai, ketika sudah berutang jasa, keinginan tetangganya lebih dituruti daripada orang tuanya sendiri.
"Ya, kalau tetangganya saleh, kalau tidak?" jelas Gus Baha.
Gus Baha khawatir anak akan berkesimpulan, misal tetangga itu tidak salat dan akhirnya dianggap lebih baik daripada orang tuanya yang salat.
Oleh sebab itu, kata Gus Baha, menjadi orang saleh, juga harus dermawan, minimal ikhlas. Selain itu, juga tidak pelit pada anak.
Gus Baha pun mencontohkan cara mendidik anaknya. Misal, ketika anak minta uang sedangkan Gus Baha sedang tidur, dia minta dibangunkan oleh istrinya.
"Memang saya perintahkan," kata Gus Baha. Sehingga anak itu akan memiliki utang jasa pada orang tuanya.
Gus Baha menjelaskan pada istrinya bahwa orang yang harus paling terganggu oleh anaknya adalah orang tuanya sendiri.
"Yang jadi korban anak harus orang tuanya, jangan anak yang jadi korban," ungkap Gus Baha.
Menurut Gus Baha, dia harus rela tidur setiap 10 menit bangun diajak anaknya jalan-jalan.
Hal tersebut akhirnya membuat Gus Baha kadang terlambat mengisi pengajian.
"Sehingga anak tidak beranggapan orang tuanya menjadikan pengajian nomor satu. Tapi sebaliknya, orang tua menjadikan anaknya nomor satu dibanding pengajian," kata Gus Baha.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News